Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Haruskah Menyamakan Cara Belajar Siswa Sekarang dengan Guru pada Masanya?

18 Oktober 2022   00:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   00:08 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setujukah Anda bahwa setiap generasi punya caranya masing-masing dalam belajar? Generasi saya misalnya, dimana saat itu mulai booming memiliki handphone ketika saya duduk di bangku sekolah menengah atas. Itupun ponsel yang hanya bisa menelepon dan mengirim sms (short message service) saja, dengan biaya dibebankan pada pulsa dan punya batasan jumlah karakter penulisannya.

Jika jumlah karater yang disediakan habis, dan masuk pada slide berikutnya, biayapun menjadi ganda. Itu salah satu media yang dapat mengganggu aktifitas belajar juga. Memiliki teman dekat yang rajin berkirim pesan, atau curhat di telepon, dapat melalaikan diri dari belajar. Apalagi siswa zaman now.

Sekarang sudah hampir rata-rata siswa memiliki ponsel android. Apalagi dua tahun lalu pembelajaran diharuskan daring sebab pandemi covid 19. Siswa diwajibkan memiliki ponsel android untuk memenuhi tuntutan pembelajaran. Siswa sekarang cenderung lebih percaya pada informasi daring yang dicarinya daripada kata orang. Bahkan ponsel android-pun sudah menjadi barang primer bagi mereka.

Lantas, bisakah menyamakan cara belajar generasi sekarang dengan generasi kita dulu? Jawabannya tidak. Masa dan medianya sudah berbeda. Tujuan dan kurikulumnya juga sudah berbeda. Maka, seorang guru harus pandai menyesuaikan diri dengan mempelajari bagaimana siswa sekarang (generasi z dan alpha) memperoleh cara belajarnya.

Generasi Z

Generasi ini adalah orang-orang yang lahir pada tahun 1997 hingga tahun 2012. Sekarang mereka duduk di bangku sekolah menengah pertama, atau menengah atas. Mereka penyuka learning by doing. Anda sebagai pengajar mereka, sebaiknya mengurangi teori dan memperbanyak praktek dalam menjabarkan materi. Mempraktekkan suatu produk ajar dengan tujuan menjelaskan rentetan materi yang harus mereka kuasai sampai tuntas.

Mereka juga orang-orang yang bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Kerennya disebut multitasking. Ini disebabkan terbiasanya mereka membagi waktu untuk menunaikan beberapa kegiatan. Sehingga tidak heran jika generasi ini mampu mempelajari banyak bidang pengetahuan sekaligus.

Mereka juga orang-orang yang butuh umpan balik (feedback) yang cepat, dan tujuan yang jelas di awal pelajaran. Maka penting bagi Anda pengajar mereka untuk mendeklarasikan tujuan pembelajaran dan apa saja materi yang akan dipelajari di awal mulai pembelajaran.

Juga Anda harus benar-benar menguasai materi yang Anda ajarkan karena mereka menginginkan umpan balik yang cepat dalam proses pembelajaran. Jika masih ragu dengan kemampuan Anda, sebaiknya Anda mundur dan memilih bidang pengajaran yang benar-benar Anda kuasai.  

Generasi Alpha

Ini adalah generasi termuda saat ini yang berada di sekitar Anda. Mereka adalah orang-orang yang lahir pada tahun 2012 dan diperkirakan hingga tahun 2025. Saat ini mereka berada pada jenjang pendidikan tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Dunia digital sudah ada membersamai mereka sejak lahir. Oleh karenanya mereka akan cepat beradaptasi dengan digitalisasi kehidupan dan akan lebih mumpuni menguasai teknologi.

Mereka pecinta visualisasi pembelajaran. Oleh karenanya guru yang mengajar mereka harus mahir men-digitalisasi-kan materi pelajaran. Membuat visualisasi gerak yang menarik, warna warni, sound yang mendukung, akan membuat mereka cepat menerima pelajaran.

Mereka juga tahu apa yang mereka inginkan. Maka pada generasi ini tidak sulit bagi mereka untuk menentukan pilihan pembelajaran. Karena gadget membantu mereka lebih banyak.

Mereka juga suka bereksperiman dan sangat aktif. Nah, seorang guru harus punya stok eksperimen bagi mereka, agar pembelajarannya tetap disukai oleh mereka. Memaknai aktif dalam arti yang positif. Yaitu rasa keingintahuan mereka yang besar, membuat mereka lebih aktif.  

Mereka juga termasuk orang-orang yang kritis dan logis. Maka para guru yang menjelaskan perkara fakta juga harus dibarengi dengan pengetahuan yang logis. Karena mereka akan meminta penjelasan logisnya sebagai bentuk sikap kritisnya mereka.

Nah, sudah paham, kan kenapa diawal saya katakan bahwa sulit untuk menyamakan cara belajarnya mereka dengan cara belajarnya kita dulu?

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun