Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

4 Tahapan yang Harus Dikuasai Siswa Belajari Bahasa

3 Juli 2021   02:28 Diperbarui: 3 Juli 2021   02:44 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay/ Biljana Jovanovic 

Mempelajari bahasa saya ibaratkan seperti membangun sebuah rumah. Tahapan membangunnya dimulai dari pondasi, pemasangan tiang, lalu atap. Bagaimana jika pembuatan rumah dimulai langsung dari pemasangan tiang? Pasti akan mudah runtuh, bukan? Karena tidak dibuat pondasinya.

Begitu juga dengan belajar Bahasa, dengan tahapan belajar yang benar, maka ketercapaian targetpun akan cepat digapai.  Berikut 4 tahapan mempelajari bahasa;

Pertama, mendengar.

Siswa diharapkan dapat mengerti terhadap kata atau kalimat yang diucapkan oleh guru. Ini bisa diperoleh dengan cara siswa banyak mendengarkan kata-kata dalam bahasa yang ia tersebut. Maka dalam mengajarkan ilmu bahasa, hendaknyalah seorang guru meminimalkan penggunaan kata-kata lain selain menggunakan bahasa yang diajarkan.

Contohnya, ia mengajarkan bahasa inggris, maka sebisa mungkin guru tersebut tidak menggunakan bahasa Indonesia, sehingga siswa akan terbiasa mendengarkan kalimat-kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Inggris.

Cara itu akan memperkaya siswa dengan ungkapan-ungkapan bahasa Inggris. Jika mereka telah terbiasa mendengarkannya, maka lidah siswa juga tidak akan canggung untuk mengucapkannya.

Tidakkah seorang bayi tahu mengucapkan kata-kata karena kata-kata itu sering didengarnya? Begitu juga dengan pembelajaran di kelas. Anggaplah anak didik Anda seperti seorang bayi yang masih belajar berbicara. Mereka harus sering-sering mendengar kata-kata dalam bahasa Inggris, agar mudah menyampaikannya kembali.

Kedua, berbicara.

Merangsang siswa aktif berbicara dalam bahasa Inggris, jika gurunya juga aktif mengajak mereka berinteraksi menggunakan bahasa Inggris. Pada tahap ini, siswa dituntut untuk piawai mengucapkan percakapan sehari-hari dalam bahasa Inggris.

Memulai tidak harus sempurna. Siswa mengucapkan satu atau dua kata saja sudah cukup. Kata-kata itu dimasukkan dalam satu kalimat yang bercampur dengan bahasa Indonesia. Misalnya mengatakan, "Saya dan kamu akan pergi bersama ke perpustakan", diucapkan dengan "I and You akan pergi bersama ke library."

Guru juga dapat memberikan sanksi jika siswa tidak ada menggunakan kata bahasa Inggris dalam satu kalimat. Ini bertujuan untuk membiasakan siswa berbahasa Inggris. Karena ketika dia akan mengatakan sesuatu, ia akan memikirkan padanan katanya dalam bahasa Inggris.

Ketiga, membaca

Selanjutnya adalah siswa mampu membaca dengan benar ketika melihat kata asing itu. Oleh karenanya guru harus mempraktikkan cara pengucapkannya terlebih dahulu. Jadi saat siswa menjumpai kata-kata itu lagi, iapun akan mengucapkannya seperti guru mengucapkannya.

Akan lebih baik lagi jika pengucapan kata itu dicontohkan oleh native speaker sehingga apa yang akan mereka tirukan nantinya sesuai sebagaimana orang asing mengucapkannya. Menghadirkan native speaker juga bukanlah sebuah kemutlakan. Alternatifnya guru dapat memutarkan audio pengucapakan kata-kata tersebut.

Keempat, menulis. 

Kemampuan menulis dalam mempelajari bahasa menjadi nomor terakhir yang harus dikuasai, jangan terbalik. Jika siswa lebih diutamakan untuk bisa menulis, maka pembelajaran bahasa tidaklah berhasil. Ia cenderung akan menjadi pasif, karena ia hanya tahu menuliskannya, tanpa tahu cara mengucapkannya.

Bahkan jika ia mendengar kata bahasa Inggris, mungkin kesulitan baginya untuk menelaah apa yang didengar. Hal itu bisa terjadi karena kurang pembiasaan berbicara dalam bahasa yang dipelajari.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun