Mohon tunggu...
Ardi
Ardi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Swasta Mengabdi 12 Tahun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Siswa Mengerti Apa yang Anda Sampaikan

29 September 2020   23:38 Diperbarui: 29 September 2020   23:40 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Pixabay/ Gerd Altmann

Materi ajar yang dimengerti oleh siswa merupakan salah satu tujuan pembelajaran. Setiap guru memiliki harapan yang sama, yaitu agar anak didiknya mengerti apa yang disampaikannya. Namun di lapangan, tidak sedikit ditemui juga siswa yang tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh guru.

Ini menarik untuk dikaji. Apakah jawaban siswa dalam ujian menjadi penentu bahwa materi yang disampaikan sudah tersampaikan? Apakah jika jawaban siswa dalam ujian banyak salah, menjadi tolok ukur bahwa materi belum tersampaikan oleh mereka? Bisa jadi ya, bisa juga tidak.

Jika ujian tersebut dalam bentuk lisan secara langsung tatap muka, dapatlah dijadikan barometer ketercapaian materi ajar yang disampaikan. 

Karena siswa akan menjawab spontan seperti apa yang ia pikirkan. Dan jika ia memahami materi ajar itu dengan baik, maka akan banyaklah jawaban yang benar ia berikan.

Namun jika ujian itu dalam bentuk tugas, apalagi ujian daring seperti saat ini, jawaban mereka bukanlah patokan tersampaikannya materi ajar dengan baik. Kenapa? Karena bisa saja ia membuka buku, atau membuka situs yang memaparkan penjelasan dari pertanyaan dalam ujian daring tersebut. Sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menjawabnya.

Bagaimana dengan kualitas guru yang mengajar? Apakah ini juga termasuk poin yang mempengaruhi ketercapaian penyampaian materi dengan baik? Mari kita kaji!

Menguasai materi ajar adalah keharusan seorang guru sebelum ia tampil di depan siswa. Guru yang mengajar tanpa persiapan materi bagai tong kosong nyaring bunyinya. Penyampaian yang berbelit, melebar ke topik lain di luar bahasan, atau malah mengganti materi ajar sekalian.

Memang menguasai materi adalah hal krusial yang harus ada pada guru. Tapi ini tidak mutlak. Masih banyak lagi poin yang harus diperhatikan agar tersampaikannya materi ajar kepada siswa. 

Di antaranya; pandai memilih kalimat penyampaian, membuat materi ajar jadi menarik hingga sangat menarik, dan yang penting adalah mampu memahami kondisi psikologi anak.

Menggunakan bahasa ibu adalah pilihan menarik untuk digunakan. Walau sejatinya guru mengajarkan bahasa Indonesia kepada siswa, tak masalah jika menyelanya sedikit dengan bahasa daerah. Mungkin dengan dialek maupun jargon kedaerahan dapat membuat materi itu nempel dalam ingatannya.

Menyederhanakan materi yang berat juga perlu dilakukan. Pahami bahwa tidak semua siswa dengan kemampuan menangkap pelajaran yang sama. 

Jika anda menjadikan siswa pintar sebagai ukuran dalam penyampaikan materi, maka keberhasilan itu pun sangat minim terjadi. Namun sebaliknya, dengan meringankan materi hingga siswa yang kurang pintar pun memahami, maka kemungkinan berhasil itu sangat besar.

Selain kedua hal itu, guru juga dituntut untuk mengetahui kondisi jiwa siswa. Tentu ini bukan perkara yang sebentar. Butuh waktu lebih lama untuk memahaminya. Bukan hanya satu dua orang, tapi lebih dari satu kelas yang harus dipahami. Wajar jika tak semua guru berhasil menyampaikannya.

Siswa yang tengah jenuh dan bosan akan susah menerima materi yang disampaikan. Guru dituntut untuk bisa menyiasati keadaan ini dengan bermacam cara. 

Bisa dengan bermain gim edukasi untuk memompa semangat belajarnya, atau dengan berolahraga ringan, atau lainnya yang dapat mengusir kejenuhan mereka.

Semua itu dapat dicapai dengan kesabaran dan perjuangan. Menjadi pengajar mengikatnya untuk terus belajar. Memahami kondisi siswa, membaca apa yang mereka mau, dan melayani ragam bentuk cara belajar mereka.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun