Menyederhanakan materi yang berat juga perlu dilakukan. Pahami bahwa tidak semua siswa dengan kemampuan menangkap pelajaran yang sama.Â
Jika anda menjadikan siswa pintar sebagai ukuran dalam penyampaikan materi, maka keberhasilan itu pun sangat minim terjadi. Namun sebaliknya, dengan meringankan materi hingga siswa yang kurang pintar pun memahami, maka kemungkinan berhasil itu sangat besar.
Selain kedua hal itu, guru juga dituntut untuk mengetahui kondisi jiwa siswa. Tentu ini bukan perkara yang sebentar. Butuh waktu lebih lama untuk memahaminya. Bukan hanya satu dua orang, tapi lebih dari satu kelas yang harus dipahami. Wajar jika tak semua guru berhasil menyampaikannya.
Siswa yang tengah jenuh dan bosan akan susah menerima materi yang disampaikan. Guru dituntut untuk bisa menyiasati keadaan ini dengan bermacam cara.Â
Bisa dengan bermain gim edukasi untuk memompa semangat belajarnya, atau dengan berolahraga ringan, atau lainnya yang dapat mengusir kejenuhan mereka.
Semua itu dapat dicapai dengan kesabaran dan perjuangan. Menjadi pengajar mengikatnya untuk terus belajar. Memahami kondisi siswa, membaca apa yang mereka mau, dan melayani ragam bentuk cara belajar mereka.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H