Ujian tertulis biasanya dilakukan pada minggu kedua Juni dan hasilnya sudah diumumkan paling lama seminggu kemudian.
Berikut beberapa tips untuk ujian tertulis :
- Unduh dan kerjakan soal monbusho tahun-tahun sebelumnya yang ada di website kedubes Jepang atau sumber lain di internet sebagai latihan. Beberapa soal memiliki format dan bobot yang berbeda. Jadi, kenali polanya, ulangi dan periksa lagi skor anda. Bila nilai maksimalnya 100, usahakan mendapatkan skor lebih besar dari 75 atau 80.
- Tidak perlu galau kalau anda nggak bisa bahasa Jepang. Yang diperhitungkan dalam ujian tertulis adalah nilai tertinggi. Jadi kalau nilai ujian bahasa Inggris anda tinggi, maka nilai bahasa Inggris lah yang akan diperhitungkan, demikian pula sebaliknya. Jadi lebih baik fokus ke salah satu ujian daripada setengah-setengah. Tentu saja, kalau anda menguasai bahasa Inggris dan Jepang sekaligus, itu akan jadi nilai tambah untuk bisa lolos ujian ini. Saya sendiri memilih fokus ke ujian bahasa Inggris, dan (nyaris) tidak mengerjakan satu pun soal bahasa Jepang. Hasilnya ? Saya lolos ujian tertulis.
- Untuk ujian tertulis bahasa Inggris, bentuknya hampir sama dengan test TOEFL tertulis (PBT). Jadi silakan latihan TOEFL sering-sering sebelum ujian.
- Pastikan anda mengetahui lokasi dan waktu ujian tertulis, dan jangan sampai telat. Kalau bisa, 1 jam sebelum ujian anda sudah nongkrong di lokasi. Jangan lupa juga membawa kartu identitas seperti KTP atau SIM.
- Ujian tertulis dilakukan langsung, tanpa istirahat. Setelah ujian bahasa Inggris selesai, langsung disambung bahasa Jepang. Jadi pastikan anda sudah sarapan sebelumnya. Jangan sampai kelaparan terus ga konsen ngerjain ujiannya.
- Untuk peserta yang ujian di UI (Depok), sebaiknya bawa jaket karena AC di ruang ujiannya nggak bisa diatur (AC sentral), dan dinginnya nggak tanggung-tanggung.
- Pastikan anda mematikan seluruh alat komunikasi dan benda apapun yang mengeluarkan bunyi sebelum ujian dimulai (termasuk jam). Bila terdengar bunyi sedikit saja dari benda-benda tersebut ketika ujian berlangsung, maka ujian akan langsung dihentikan dan lembar jawaban (semua peserta) dikumpulkan. Selesai nggak selesai dikumpul. Aturan yang mengerikan, tapi ini beneran.
- Jangan pernah memposting soal-soal yang diujikan hari itu ke internet atau medsos, seperti FB, Twitter dan sebangsanya. Ujian tertulis tidak hanya dilakukan serentak di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Jadi walaupun di Indonesia ujian sudah selesai, bisa jadi ujian di negara lain belum dilakukan. Kalau sampai anda ketahuan memposting soal ujian ke internet, anda akan langsung dinyatakan gugur.
- Pada tahap ini, mulailah menghubungi professor di universitas tujuan, misal via email. Perkenalkan diri baik-baik dan jelaskan pula maksud kita menghubungi beliau. Jangan lupa informasikan bahwa kita sedang mengikuti seleksi beasiswa monbusho, dan yang paling penting, tanyakan apakah beliau bersedia menerima kita sebagai calon mahasiswanya. Professor umumnya akan sangat senang menerima mahasiswa, apalagi yang mendapat beasiswa seperti monbusho. Bila diminta, kirimkan proposal riset anda ke professor.
Komentar tambahan :
Dari pengalaman saya, ujian tertulis ini adalah yang paling mudah di antara seleksi monbusho lainnya, karena referensinya banyak di internet, mulai dari contoh soal sampai blog dari para alumni monbusho sebelumnya. Dari sekitar 100 peserta ujian tertulis, yang lolos kurang lebih ada 50 orang. Jadi dibandingkan seleksi berkas, peluang lolos ujian tertulis jauh lebih besar.Â
3. Interview/Wawancara
Wawancara adalah ujian terakhir dari primary screening yang dilakukan kedutaan. Wawancara untuk peserta yang lolos tes tertulis tidak dilakukan serentak, tapi dibagi menjadi beberapa hari, biasanya 1-2 minggu. Dalam satu hari ada 3 jadwal wawancara: pagi, siang dan sore, dan dalam satu jadwal, biasanya akan ada 3-4 peserta yang mengikuti wawancara.
Periode wawancara biasanya awal Juli, dan hasilnya diumumkan 2 minggu kemudian.
Pada kasus saya, jadwal wawancara saya pagi (sekitar jam 9) beserta 3 peserta lainnya. Kami 'digiring' masuk ke dalam suatu ruang tunggu, lalu dipanggil satu demi satu untuk wawancara. Waktu wawancara untuk tiap orang bisa bervariasi, umumnya 15-30 menit untuk tiap orang. Pewawancara terdiri dari 4-5 orang, biasanya 2 orang Indonesia dan 2 (atau 3) orang Jepang. Beliau-beliau ini umumnya adalah dosen/professor universitas, alumni penerima beasiswa monbusho dan staf bagian pendidikan kedubes Jepang.
Berikut beberapa tips untuk mengikuti wawancara monbusho :
- Pahami kembali topik/tema penelitian yang anda tuliskan pada research proposal ketika mendaftar. Tujuan utama wawancara sebenarnya bukan untuk melihat seberapa jago kemampuan bahasa Inggris atau bahasa Jepang anda, tetapi seberapa siap anda untuk menempuh studi di Jepang. Dua orang peserta yang wawancara bersama saya sudah mahir berbahasa Jepang, dan mereka gugur di tahap ini.
- Cara paling mujarab untuk mengatasi grogi (selain berdoa) adalah dengan berlatih. Jadi sering-seringlah berlatih wawancara sebelumnya, bisa sendiri atau dengan teman. Kalo saya dulu sampai merekam latihan saya dengan webcam.
- Hal pertama yang akan diminta pewawancara adalah memperkenalkan diri anda. Ini hal yang biasa dilakukan dalam wawancara, dan biasanya kalau kita bisa melaluinya dengan baik, wawancara selanjutnya juga akan lancar. Untuk perkenalan ga ada tips khusus, cuma kalau bisa, ceritakan diri kita secara professional, misalnya nama, lulusan dari universitas mana, pekerjaan, dan research interest. Nggak perlu cerita soal nama orang tua, kakak, adik dan sebagainya. Perkenalan nggak perlu lama-lama, 1 menit cukup.
- Bagian paling penting dalam wawancara adalah menceritakan riset/studi kita. Latihlah bagian ini dengan baik sebelum wawancara. Kalau perlu persiapkan slide presentasi di kertas untuk membantu pewawancara memahami tema riset kita. Dengan mempersiapkan slide, kita bisa menunjukkan ke pewawancara kalau kita memang siap dan serius untuk melakukan riset tersebut.
- Buatlah daftar pertanyaan yang kira-kira akan muncul ketika wawancara, dan berlatihlah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jadi kalau nanti ditanya, kita sudah siap dan nggak gagap lagi.
- Pewawancara umumnya akan menanyakan apakah kita sudah pernah mengontak professor sebelumnya. Jadi, siapkan juga print-out hasil komunikasi via email antara kita dengan professor yang bisa diperlihatkan pada saat wawancara.
- Datanglah tepat waktu dan berpakaianlah yang rapi untuk wawancara. Bisa pakai setelan jas, kemeja atau batik, dan bersepatu.
Komentar tambahan :
Wawancara pada dasarnya nggak terlalu susah, asalkan kita sudah siap mental. Kalau sudah sampai tahap ini, peluang untuk lolos dari primary screening terbuka lebar. Dari 50 orang peserta wawancara, yang lolos dari tahap ini ada 35 orang, jadi peluang lolosnya paling besar dibandingkan dibandingkan kedua ujian sebelumnya.