Mohon tunggu...
Andi Ramadhan
Andi Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis lepas di Kompasiana

Datang berlindung waktu susah dan senang. Tumpang berlindung waktu susah dan senang.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fans Bayern Munchen dan Panggilan Keadilan

9 Oktober 2023   17:11 Diperbarui: 9 Oktober 2023   17:36 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: X/archiert1

Sepakbola, bagi banyak orang, bukan hanya sekedar permainan. Ia juga menjadi medium untuk menyampaikan pesan, asa, dan harapan. Terlebih lagi, dalam konteks global, sepakbola kerap kali menjadi ajang untuk menyuarakan kepedulian atas isu-isu kemanusiaan. 

Hal ini kembali terbukti ketika para fans Bayern Munchen menunjukkan rasa empati yang mendalam bagi korban tragedi Kanjuruhan dalam laga Bayern Munchen melawan Freiburg.

Pada Minggu malam, 8 Oktober 2023, Allianz Arena tidak hanya dipenuhi dengan sorak sorai kemenangan atau dukungan untuk Die Bayern. 

Terdapat pesan mendalam yang disampaikan oleh para pendukung Bayern Munchen: sebuah penuntutan keadilan bagi 135 korban yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

Kasih sayang dan dukungan dari para fans Bayern Munchen terpancar jelas. Dalam lembaran poster panjang yang digelar di tribun, tulisan tegas terpampang, mendesak pihak terkait untuk memenuhi hak dari korban tragedi yang mengguncang dunia sepakbola pada 1 Oktober 2022.

Sebelum melanjutkan, marilah kita kembali mengingat apa yang terjadi pada tanggal tragis tersebut. 

Pada 1 Oktober 2022, stadion Kanjuruhan, yang seharusnya menjadi tempat perayaan dan euforia sepakbola, berubah menjadi lautan duka. 

Saat pertandingan sedang berlangsung, terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 135 orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Penyebab dari tragedi tersebut masih menjadi perdebatan. 

Beberapa sumber mengatakan bahwa kerusuhan bermula dari provokasi antar-suporter, sementara ada pula yang menyebutkan masalah keamanan dan kapasitas stadion yang melebihi batas sebagai pemicunya. 

Meski demikian, yang pasti, tragedi tersebut menorehkan duka dan luka yang mendalam bagi dunia sepakbola.

Korban tidak hanya datang dari pendukung tim tuan rumah, tetapi juga dari tim tamu dan beberapa orang yang kebetulan berada di lokasi saat itu. 

Keluarga korban, tentunya, merasakan duka yang paling dalam. Mereka kehilangan anggota keluarga, sahabat, serta kerabat dalam tragedi yang seharusnya bisa dicegah tersebut.

Tepat setahun setelah tragedi, belum ada kejelasan mengenai penyelesaian kasus ini. Beberapa keluarga korban merasa bahwa pihak berwenang tidak menunjukkan progres yang berarti dalam menuntaskan kasus ini. 

Mereka membutuhkan keadilan. 

Bukan hanya kompensasi materi, tetapi juga keadilan moral agar para korban dapat tenang dan tragedi serupa tidak terulang di masa mendatang.

Mungkin, bagi sebagian orang, sepakbola dan isu-isu kemanusiaan adalah dua hal yang terpisah. Namun, fans Bayern Munchen membuktikan sebaliknya. 

Dalam laga melawan Freiburg, para fans memilih untuk menjadi suara bagi yang tidak bisa berbicara, menjadi harapan bagi yang kehilangan asa.

Empati yang ditunjukkan oleh fans Bayern Munchen bukan hanya sekedar pesan moral, tetapi juga sebuah dorongan bagi pihak berwenang untuk segera bertindak. 

Pesan yang mereka sampaikan bukan hanya untuk tragedi Kanjuruhan, tetapi untuk semua insiden tragis di dunia sepakbola yang membutuhkan keadilan.

Tragedi Kanjuruhan adalah luka yang mendalam bagi dunia sepakbola. Dukungan dari fans Bayern Munchen menunjukkan bahwa sepakbola memiliki kekuatan untuk menyatukan dan membangkitkan kesadaran kemanusiaan. 

Semoga, melalui dukungan ini, dunia akan teringat bahwa di balik setiap pertandingan, ada cerita, harapan, dan nyawa yang harus dihormati.

Sebagai olahraga paling populer di dunia, sepakbola memiliki tanggung jawab lebih dari sekadar menyediakan hiburan. 

Ia menjadi platform dimana suara-suara yang tak didengar dapat mencapai jutaan pendengar. 

Kejadian tragis seperti tragedi Kanjuruhan mengingatkan kita semua bahwa keamanan, rasa hormat, dan persatuan harus selalu menjadi prioritas.

Fans Bayern Munchen, melalui aksinya, telah memberikan contoh bagaimana sebuah komunitas sepakbola dapat menggunakan pengaruhnya untuk menyuarakan isu kemanusiaan. 

Kini, tanggung jawab berada di tangan pihak berwenang dan komunitas sepakbola global untuk memastikan bahwa tragedi semacam ini tidak terulang dan bahwa keadilan diberikan bagi mereka yang telah kehilangan nyawa.

Dengan harapan, sepakbola akan tetap menjadi sumber inspirasi dan kegembiraan, tanpa diliputi oleh bayang-bayang tragedi. 

Dan semoga, suatu hari nanti, kita semua dapat bersatu dalam satu suara, tidak hanya dalam dukungan terhadap tim favorit kita, tetapi juga dalam penegakan keadilan dan kemanusiaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun