Sementara itu, tidak sedikit jumlah sampah residu yang dihasilkan oleh aktivitas pariwisata di Pesisir Parangtritis. Sampah-sampah tersebut seharusnya mampu dikelola secara mandiri di kawasan Parangtritis, alih-alih menumpuknya di landfil. Gerakan pelestarian alam yang dilakukan oleh para pelaku wisata telah saatnya didukung oleh pemerintah daerah dengan membentuk sistem pengelolaan sampah yang inovatif.
Melalui program bersih sampah 2025, perlu ditargetkan investasi mesin dan sumber daya pengelolaan sampah di Parangtritis. Sampah residu dari hasil aktivitas pariwisata di Parangtritis dapat dikelola langsung oleh masyarakat setempat, sehingga tidak perlu bergantung pada kebutuhan tempat pembuangan sampah. Adanya hasil pengelolaan sampah dapat menjadi ciri khas baru Parangtritis sebagai pariwisata yang mengedepankan konsep berkelanjutan.
Bagaimanapun juga, menjaga kelestarian alam Bantul dalam program Bantul Bersama tidak pernah cukup dilakukan dengan cara memungut dan menumpuk sampah bersama-sama. Perlu sistem pengelolaan sampah inovatif untuk tujuan Bantul Bersama yang dapat dimulai dari Pesisir Parangtritis sebagai bagian dari halaman utama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H