3. Menghindari Ketergantungan pada Keinginan Duniawi
Taoisme mengajarkan untuk tidak terlalu terikat pada keinginan duniawi atau materi. Salah satu bentuk pengendalian diri adalah dengan mengurangi keinginan berlebihan terhadap hal-hal eksternal seperti kekayaan, status sosial, atau kekuasaan. Taoisme menganggap bahwa kebahagiaan sejati datang dari kedamaian batin dan kesederhanaan, bukan dari pencapaian materi atau kesenangan sesaat. Dengan mengendalikan keinginan kita, kita bisa lebih fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup dan tidak terjebak dalam keinginan yang dapat menyebabkan penderitaan.
Dengan kelembutannya, air mengalahkan kekerasan; tetapi dengan kelembutannya pula, air memberi kehidupan. Simaklah Tao Te Ching bab 8 berikut ini: "Kecerdikan tertinggi adalah seperti air; air itu cerdik memberikan faedah kepada segala benda tanpa berebutan dengannya, berdiam pada tempat yang tak disukai orang, maka dengan demikian mendekati Tao. Cerdik memilih kediaman yang rendah, cerdik menenangkan hatinya, cerdik menjalankan peri kemanusiaan, cerdik berkata dengan
kejujuran, cerdik memerintah dengan aturan, cerdik menggunakan kemampuan dalam
cerdik menunggu waktu dalam gerakannya. Justru tidak berebutan, maka tidak membuat kesalahan" (Tan Tjoe Som, 1962:46). Watak air yang lemah-lembut dan menyukai tempat rendah ternyata memberi faedah dan tanpa meminta imbalan; tidak berebut, tidak saling bertabrakan kepentingan, senantiasa harmonis dengan irama kehidupan. Ia tidak berbuat atas satu target tertentu, pun pula tidak berkeinginan, tidak bertujuan, tidak berpamrih, ia hanya "mengalir" sesuai dengan watak alamiahnya, sesuai kodratnya. Dengan meneladani air, manusia diharapkan jauh dari pamrih kepentingan, keserakahan, keangkaramurkaan. Keserakahan dan keangkaramurkaan adalah bentuk kekerasan yang harus dihindari.
KesimpulanÂ
Pemikiran Taoisme, yang berfokus pada pengendalian diri, keharmonisan dengan alam, dan kesadaran diri, dapat memberikan kontribusi penting dalam pencegahan korupsi, baik di Indonesia maupun di mana saja. Meskipun Taoisme bukanlah panduan langsung untuk kebijakan politik atau sistem hukum, prinsip-prinsipnya dapat diadaptasi untuk memperkuat moralitas individu dan kolektif dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa prinsip Taoisme bisa efektif dalam mencegah korupsi di Indonesia:Â