Resmi menjadi wartawan perang, Sosrokartono disusupkan ke dalam pasukan sekutu agar lebih leluasa bergerak. Beliau diberi pangkat mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat 19 atau Panglima Perang Sekutu, dengan tujuan agar Sosrokartono mempunyai akses yang lebih luas saat terjun di medan perang.
Juru Bicara Sekutu
Beberapa bulan sebelum Perang Dunia I berakhir pada November 1918, Sosrokartono terpilih menjadi juru bicara sekutu. Saat itu, pihak sekutu memerlukan seseorang yang mahir menguasai berbagai macam bahasa utama di benua Eropa. Akan tetapi, yang diperlukan bukan orang Eropa. Maka terpilihlah Sosrokartono yang saat itu sedang menjadi wartawan perang untuk surat kabar The New York Herald Tribune. (7)
Sebagai seorang juru bicara, Sosrokartono harus menyampaikan
informasi sesuai dengan kepentingan Sekutu. Persoalannya, tidak semua informasi yang disampaikan itu benar. Sebab, dalam peperangan yang terjadi, hal yang dilakukan hanyalah bagaimana memenangkan perang.
Berbagai tipu muslihat untuk mengelabuhi musuh dalam peperangan pun dilakukan hanya untuk mengorbankan ribuan orang dan membela kepentingan kelompok saja. Hal inilah yang membuat hati Sosrokartono berontak dan akhirnya pada Otahun 1919 beliau mengundurkan diri sebagai juru bicara Sekutu. Sosrokartono
lebih memilih jalan lain untuk menegakkan rasa keadilan bagi sesama manusia.
Penerjemah di PBB
Dilansir dari Encyclopedia Britannica (2015), Liga Bangsa-bangsa
adalah organisasi internasional yang dibentuk oleh blok Sekutu yang
memenangkan Perang Dunia I. Blok Sekutu atau blok Entente adalah Inggris, Prancis, Serbia, kekaisaran Rusia, Italia, Yunani, Portugal, Rumania, dan Amerika Serikat.25
Sosrokartono diangkat menjadi juru bahasa dalam segala bahasa yang ada di Volken Bond (PBB) dan berkedudukan di kota Genewa, Swiss. Bahkan, Sosrokartono akhirnya menjadi kepala penerjemah di Liga Bangsa-Bangsa tersebut.
Di posisi barunya ini memperluas jaringan koneksi dengan diplomat-diplomat dan negarawan-negarawan dari banyak negara di dunia. Dari lingkar relasi ini, banyak terungkap ketidakselarasan dan rahasia dari Liga Bangsa-Bangsa untuk menegakkan keadilan antarnegara.
Di satu pihak, tujuan didirikan Liga Bangsa-Bangsa adalah untuk perdamaian dunia, akan tetapi di lain pihak ada Negara anggota yang menghendaki peperangan yang menghancurkan satu dengan yang lainnya.
Sosrokartono menilai Volken Bond atau League of Nations atau Liga
Bangsa-Bangsa yang bertujuan untuk menjaga perdamaian dunia ternyata tidak netral. Lembaga ini hanya menjadi alat bagi negara-negara kuat untuk menguasai dunia. Liga Bangsa-Bangsa ini pada tahun 1921 berubah menjadi Persatuan Bangsa-Bangsa atau United Nations Organization.