Mohon tunggu...
ardelarahmadani
ardelarahmadani Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Islam Riau, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Saya mempunyai hobi menulis dan mencoba membuat karya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menganalisis Pendidikan dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

14 Januari 2025   00:34 Diperbarui: 14 Januari 2025   00:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Novel Laskar Pelangi adalah karya fenomenal Andrea Hirata yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2005.  Novel Laskar Pelangi bercerita tentang persahabatan dan kemiskinan anak-anak kampung melayu Belitung. Sepuluh orang sahabat yang mencoba memperbaiki masa depan meraka dengan bersekolah di SD Muhamadiayah. Sekolah yang terlihat begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Muhamadiayah ini dibangun atas jiwa dan hati yang ikhlas dari dua orang guru yaitu seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan Ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga kehidupannya sangat miskin, namun selalu berusaha mempertahankan sekolah ini karena nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena sekolah ini kekurangan murid dan terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa tidak pernah mendapat rapor. Sekolah yang dihidupi lewat bantuan donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin. Gedung sekolah yang rapuh, ruang kelas yang hanya beralaskan tanah, berbangku seadanya bahkan atapnya pun bocor, sehingga untuk membeli kapur tulis pun terasa begitu mahal bagi sekolah ini.

Sudut pandang dalam novel ini menggunakan orang pertama yakni "aku" aku sendiri adalah Ikal. Dia adalah anak yang pandai meski dia adalah anak  kedua setelah lintang, anak terpandai dalam kelas mereka. Si ikal menaruh minat yang sangat besar terhadap sastra itu terlihat dari gemarnya menulis puisi. Sedangkan lintang digambarkan sebagai seorang  anak yang sangat jenius. Orang tuanya adalah seorang nelayan miskin yang perahu pun tidak punya.

Novel ini mampu memberikan motivasi bagi yang membacanya dan menciptakan novel laskar pelangi sebagai karya yang pertamanya disana terdapat banyak menggunakan bahasa kiasan yang menggambarkan inspirasi maupun ide yang dituangkan dalam bentuk

tulisan, salah satu yang menarik dalam novel, "laskar pelangi" karya andrea hirata adalah bahasa yang digunakan oleh sang penulis karena prosa adalah karya sastra yang berbentuk cerita bebas, dari hasil pekerjaan seni fkreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai bahasanya. Sebagai sebuah bentuk  kesenian yang berobjek manusia dengan segala macam permasalahan kehidupannya, maka ia tidak hanya sebagai media penyampaian ide, teori atau sistem berpikir manusia, melainkan sastra harus pula mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan sastrawan tentang kehidupan manusia (Semi, 1988).

Prosa adalah suatu karya sastra yang berbentuk tulisan bebas (Nurgiantoro, 2013). Prosa bersifat bebas karena tidak terikat dengan aturan-aturan tulisan seperti rima, diksi, irama dan lain sebagainya. Kata dalam prosa itu mengandung makna kata yang sebenarnya. Jika di dalamnya terdapat ada kata kiasan itu hanya untuk memperindah tulisan dalam prosa saja.

Pendidikan merupakan  sebuah proses humanime yang dikenal dengan istilah memanusiakan manusia. Oleh karena itu kita seharusnya bisa menghormati hak asasi setiap manusia. Murid dengan kata lain siswa bagaimanapun bukan sebuah manusia mesin yang dapat diatur sesuka hati, melainkan mereka adalah generasi yang perlu kita bantu dan memberi kepedulian dalam setiap reaksi perubahannya menuju pendewasaan supaya dapat membentuk insan yang swantrata, berpikir kritis serta memiliki sikap akhlak yang baik. Untuk itu pendidikan tidak saja membentuk insan yang berbeda dengan sosok lainnya yang dapat beraktifitas menyantap dan meneguk, berpakaian serta memiliki rumah untuk tinggal hidup, ihwal inilah disebut dengan istilah memanusiakan manusia (Ab Marisyah1, Firman2, 2019). Demikian pentingnya suatu pendidikan dalam upaya memberantas kebodohan memerangi kemiskinan kehiduppan bangsa, meningkatkan taraf hidup seluruh lapisan warga, dan membangun harkat negara dan bangsa, maka dari itu pemerintah berusaha dalam memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk mengatasi berbagai masalah di bidang peningkatan pendidikan mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Perhatian tersebut diantaranya ditunjukan dengan penyediaan lokasi anggaran yang sangat berarti, serta membuat aturan kebijakan yang berkaitan dengan usaha peningkatan kualitas. Bahkan yang lebih penting lagi adalah terus melakukan terobosan dan inovasi bermacam ragam upaya untuk menumbuhkan peluang bagi warga dan khalayak umum guna memperoleh pengajaran dari semua tingkat satuan Pendidikan (Yayan Alpian, 2019). Karena proses belajar mengajar adalah bagian terpentingan guna membangun kualitas sebuah negara. Semakin meningkat kualitas pendidikan maka semakin maju pula bangsa itu. Dalam "Undang-undang nomor 20 Tahun 2003" tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 tujuan Pendidikan nasional adalah "mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis juga bertanggung jawab".

Pendidikan dipandang sangat penting pada era globalisasi saat ini. banyak yang mengira bahwa, orang yang berpendidikan  hanyalah orang-orang yang mendapatkan pendidikan yang memadai, namun, orang yang tidak mendapatkan pendidikan yang memadai dianggap tidak berpendidikan.

Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata bermula di Desa Gantung, Belitung Timur. Dimulai ketika sekolah Muhammadiyah terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumsel jikalau tidak mencapai siswa baru sejumlah 10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika Pak Harfan, sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah kecil itu.

Dari sanalah dimulai cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa di mana A Kiong yang malah cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta pertama Ikal, sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari rumahnya ke sekolah.

Mereka, Laskar Pelangi --nama yang diberikan Bu Muslimah akan kesenangan mereka terhadap pelangi-- pun sempat mengharumkan nama sekolah dengan berbagai cara. Misalnya pembalasan dendam Mahar yang selalu dipojokkan kawan-kawannya karena kesenangannya pada okultisme yang membuahkan kemenangan manis pada karnaval 17 Agustus, dan kegeniusan luar biasa Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah kaya PN yang berijazah dan terkenal, dan memenangkan lomba cerdas cermat. Laskar Pelangi mengarungi hari-hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama. Kisah sepuluh kawanan ini berakhir dengan kematian ayah Lintang yang memaksa Einstein cilik itu putus sekolah dengan sangat mengharukan, dan dilanjutkan dengan kejadian 12 tahun kemudian di mana Ikal yang berjuang di luar pulau Belitong kembali ke kampungnya. Kisah indah ini diringkas dengan kocak dan mengharukan oleh Andrea Hirata, kita bahkan bisa merasakan semangat masa kecil anggota sepuluh Laskar Pelangi ini.

Dalam Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Sekolah yang dijadikan tempat untuk menempuh pendidikan pada masa itu bisa disebut tidak layak lagi untuk dipakai dan tidak layak lagi untuk digunakan sebagai tempat menuntut ilmu, karena fasilitasnya yang sudah tidak memadai lagi. Namun, hal tersebut tidaklah mengurangi rasa perjuangan anak-anak Laskar Pelangi untuk menuju kesuksesan dan kelak bisa membangun dan membawa Desa Lenggang menjadi lebih maju lagi walaupun banyak masyarakat yang merendahkan dan meremehkan suatu kegigihan mereka untuk menggapai cita-cita dengan pendidikan yang tidak lagi memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun