Mohon tunggu...
Arda VidaSabella
Arda VidaSabella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya adalah seorang mahasiswa hukum biasa. Seorang yang masih sangat minim ilmu dan masih terus belajar untuk menjadi pribadi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi lingkungan saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menilik Film Garapan Amerika "The Outpost" dan Praktek Negosiasi yang Tersirat di Dalamnya

15 November 2021   16:03 Diperbarui: 15 November 2021   17:07 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah film karangan dan produksi dari negeri Paman Sam, yang terkenal dengan julukan Hollywood ini tentu tidak diragukan lagi keberhasilannya dalam membuat suatu karya film. 

Film yang diadaptasi dari kisah nyata ini menceritakan tentang Tentara Amerika Serikat yang ditugaskan untuk menjaga perbatasan Afghanistan dikarenakan adanya pemberontakan dari orang-orang Taliban. 

Film ini sangat kental akan hawa permusuhannya. Diperankan oleh beberapa aktor Hollywood ternama antara lain Scott Eastwood, Caleb Laundry Jones, Jacob Scipio, Orlando Bloom dan artis papan atas Hollywood lainnya.

Scott Eastwood yang memerankan Sersan Romesha, dia merupakan seorang sersan yang pantang menyerah dan sangat peka terhadap sekitarnya. Sifat-sifat ini terlihat salah satunya ketika para tentara lain sibuk dengan gitar sembari menyanyi dan cigarret ditangan, Romesha justru merasakan dan sadar bahwa ada Yunger yang tengah merasakan guncangan hebat dengan memegangi laras hitam yang ditempatkan pada dagu sambil mengoceh dan ingin menarik pelatuk sehingga mengakhiri hidupnya dan melepaskan rasa bersalah yang menggerogoti pikirannya karena kematian Kapten Yilescas yang tepat di depan kedua matanya. 

Kemudian, ada Carter yang selalu terlambat saat dibutuhkan di medan peperangan, berbicara seenaknya dan memiliki sorot mata serta mimik wajah yang seakan-akan menyimpan ketidaksukaan dengan rekan-rekannya akan tetapi ternyata memiliki jiwa solidaritas yang tinggi. 

Terbukti ketika akhirnya serangan hebat dari Talliban yang memporak porandakan PRT Kamdesh (Camp tentara AS) dan menewaskan puluhan prajurit, di waktu itu ada Mace yang terluka parah salah satu kakinya remuk dan Carter yang meskipun nyawanya sedang terancam oleh tembakan-tembakan dari Taliban masih berusaha menyelamatkan Maze, hingga sampai diakhir peperangan dan Carter mengetahui bahwa Maze akhirnya tidak tertolong oleh medis, mentalnya pun terguncang. Sungguh jiwa empati dan setia kawan yang dimilikinya sangat besar. 

Film yang penuh dengan suara tembakan dan ledakan granat yang menimbulkan suara bising dan suara sumpah serapah dari para tentara akibat dari serangan Taliban yang mendadak dan bertubi-tubi.

Banyak peristiwa yang sebenarnya sudah mereka prediksikan, akan tetapi setelah benar-benar terjadi membuat mereka seakan tidak percaya. 

Seperti kematian Kapten Keating ketika sedang mengendarai Six (Truk) tetapi dalam perjalanan terjerumus ke dalam jurang, Kemudian kematian Kapten Yilescas sewaktu di titian yang secara mendadak terkena lemparan bom yang berakibat terganggunya mental Yunger karena disaat kejadian ialah yang berada disampingnya. 

Hingga puncaknya pada 3 Oktober 2009, pukul 05.00 A.M serangan masuk besar-besaran yang memporak-poranda dan menghancurkan PRT Kamdesh, hingga menghasilkan suara genjatan senjata antara dua kubu dan menimbulkan suara-suara gelegar dari senjata dan granat mereka, menghiasi film dan menghasilkan suasana mencekam serta fokus dari saya selaku penonton film ini. Setidaknya 1 jam terakhir adu senjata antara para tentara Amerika dan orang-orang Taliban menghidupkan film yang notabene ber-genre action ini.

Serangan dari pasukan Taliban yang secara tiba-tiba tanpa "aba-aba" terlebih dahulu yang beberapa kali tampil mendominasi memberikan kesan repetitif, akan tetapi meski demikian tetap bisa menghasilkan efek kejutnya. Hal ini menjadi suatu kelebihan karena memainkan ketegangan dari penonton film atas serangan Taliban yang secara tiba-tiba. 

Untuk proses sinematografinya menurut saya juga bagus karena sebenarnya saya tidak terlalu paham mengenai per-editingan dalam perfilming-an, sejauh saya menonton film ini adegan demi adegan ditampilkan dengan baik, memang terasa sedikit kasar di beberapa bagian namun hal tersebut sama sekali tidak mengurangi esensi dari guliran pengisahannya.

Meskipun demikian, menurut saya penampilan dari masing-masing karakternya masih kurang kuat. Meskipun seperti yang sudah saya tuliskan diatas karakter Sersan Romesha, Carter, Yunger, Kapten Keating dan lainnya. Diantara mereka tidak ada yang terlalu menonjol. Walaupun saya tahu jikalau pemeran utama disini yaitu Sersan Romesha, akan tetapi karakterisasinya menurut saya sangatlah kurang ditonjolkan. 

Justru terdapat satu karakter yang menarik fokus saya, pada 1 jam terakhir yang saya kira sepele ternyata cukup ditonjolkan dalam film ini, yaitu karakter Carter yang diperankan oleh Caleb Laundry Jones. 

Carter yang awalnya sama dengan karakter-karakter lain di film ini yang tidak terlalu mendapatkan dialog dalam cerita, ternyata di detik-detik akhir film justru mendapatkan sorot dari kamera paling intens. Bahkan menurut saya, Caleb Landry Jones menjadi satu-satunya aktor dari seluruh cast yang ada yang mampu menjadikan The Outpost tampil lebih bernyawa.

Selain itu terdapat suatu hal yang saya sayangkan kembali dari film ini, yaitu setiap kali film beranjak menuju adegan di malam hari, jarak pandang menjadi terbatas. Saya menjadi tidak mampu melihat dengan jelas apa-apa saja yang muncul dan terjadi, bahkan saya sampai meningkatkan kecerahan pada Handphone saya. 

Menurut saya hal tersebut cukup mengganggu karena hal tersebut menyebabkan fokus saya menjadi buyar meskipun hanya sesaat. Akan tetapi karena film ini memainkan sebagian besar latar waktunya di siang hari sehingga visualisasi cukup dapat terlihat dengan jelas.

Film yang cukup luar biasa mengingat film ini diadaptasi dari kisah nyata dan road movie yang cukup membuat saya sebagai penonton terfokus-fokus hehe. Selain itu, The Outpost juga tersirat suatu praktek penyelesaian konflik yang dapat kita amati dan pahami. Yaitu praktek negosiasi dalam salah satu adegan di film ini. 

Negosiasi merupakan bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama sehingga kedua pihak saling sepakat dan diuntungkan. 

Menurut Hartman, Negosiasi merupakan suatu proses komunikasi yang di mana dua pihak masing-masing dengan suatu tujuan dan sudut pandang mereka sendiri berusaha akan mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tersebut mengenai masalah yang sama.

            Dalam negosiasi ada beberapa tahap yang harus ditempuh, antara lain:

1. Persiapan dan Perencanaan

Tahap pertama dalam negosiasi adalah persiapan dan perencanaan. Proses mengumpulkan data diperlukan untuk mendukung posisi negosiator. Menyampaikan argumen dalam proses mendukung posisi negosiator juga harus dengan bijaksana.

2.Menentukan Aturan

Pada tahap ini harus menentukan garis besar dan aturan-aturan untuk melakukan proses negosiasi, siapa yang akan menjadi bagian dari negosiasi dan masalah apa yang akan dinegosiasikan.

3. Penjelasan

Pada tahap ini, tiap pihak harus mengutarakan apa yang diinginkan. Tiap pihak bisa memberi dokumentasi atau pemaparan yang jelas dan diperlukan untuk mendukung posisi masing-masing pihak.

4. Tawar-menawar dan Penyelesaian Masalah

Selanjutnya tahap tawar-menawar dan penyelesaian masalah. Tahap ini bertujuan mencari solusi. Kedua belah pihak diharapkan saling fokus pada masalah dan kepentingan, bukan pada orang atau posisi dalam mencapai titik temu.

5. Penutupan dan Implementasi

Sedangkan pada tahap ini atau tahap terakhir dari proses negosiasi. Segala sesuatu diputuskan secara bersama. Tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

- Dokumen yang sudah disepakati.

- Meneliti kembali pon-poin utama untuk menghindari salah pengertian.

- Uraikan dengan jelas semua ketetapan dari persetujuan.

- Kedua pihak harus membaca dan menandatangani dalam memperoleh kesepakatan atas apa yang dirundingkan.

Praktek negosiasi terlihat diantaranya ketika adegan sewaktu pasukan tentara Amerika yang dipimpin oleh Kapten Keating melakukan perundingan dengan Warga lokal, dibantu dengan translator dari salah satu Tentara Amerika yang berasal dari Afganistan yang menjembatani komunikasi diantara kedua belah pihak tersebut. 

Perundingan yang dilakukan oleh Tentara Amerika dan Warga lokal pun berhasil mencapai kesepakatan yaitu tentara Amerika akan membantu warga dengan memberikan bantuan untuk membangun sekolah dan bangunan-bangunan lain dengan syarat warga mau menyerahkan senjata-senjata yang dimilikinya yang diduga milik Tentara Amerika serta membantu Pasukan Amerika dalam menangani pasukan Taliban. 

Perundingan dan kesepakatan yang terjadi antara kedua belah pihak menunjukan adanya praktek mediasi di dalam film The Outpost ini. Dalam adegan tersebut, terlihat bahwa perundingan yang terjadi antara Tentara Amerika yang dipimpin oleh Kapten Keating dan warga lokal yang dipimpin tetuah (kepala desa/dusun) disana telah menerapkan tahapan-tahapan dari negosiasi.

 The Outpost mungkin bukanlah sebuah drama perang yang sempurna. Film ini masih memiliki kekurangan di sana-sini. Namun, saya akui, The Outpost menyajikan sesuatu yang cukup berbeda. Sesuatu yang terlihat remeh namun mampu memberikan gambaran mengenai bagaimana aktivitas sehari-hari para tentara yang harus siap dengan serangan tak terduga setiap hari.

 Selain memberikan hiburan, The Outpost juga memberikan pengetahuan yang secara tersirat kepada penontonnya. The Outpost merupakan sebuah karya film bertema peperangan yang sangat cocok untuk ditonton oleh para pecinta dan penikmat film peperangan di Indonesia dan mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun