Mohon tunggu...
Arda VidaSabella
Arda VidaSabella Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya adalah seorang mahasiswa hukum biasa. Seorang yang masih sangat minim ilmu dan masih terus belajar untuk menjadi pribadi yang dapat berguna dan bermanfaat bagi lingkungan saya.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menilik Film Garapan Amerika "The Outpost" dan Praktek Negosiasi yang Tersirat di Dalamnya

15 November 2021   16:03 Diperbarui: 15 November 2021   17:07 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk proses sinematografinya menurut saya juga bagus karena sebenarnya saya tidak terlalu paham mengenai per-editingan dalam perfilming-an, sejauh saya menonton film ini adegan demi adegan ditampilkan dengan baik, memang terasa sedikit kasar di beberapa bagian namun hal tersebut sama sekali tidak mengurangi esensi dari guliran pengisahannya.

Meskipun demikian, menurut saya penampilan dari masing-masing karakternya masih kurang kuat. Meskipun seperti yang sudah saya tuliskan diatas karakter Sersan Romesha, Carter, Yunger, Kapten Keating dan lainnya. Diantara mereka tidak ada yang terlalu menonjol. Walaupun saya tahu jikalau pemeran utama disini yaitu Sersan Romesha, akan tetapi karakterisasinya menurut saya sangatlah kurang ditonjolkan. 

Justru terdapat satu karakter yang menarik fokus saya, pada 1 jam terakhir yang saya kira sepele ternyata cukup ditonjolkan dalam film ini, yaitu karakter Carter yang diperankan oleh Caleb Laundry Jones. 

Carter yang awalnya sama dengan karakter-karakter lain di film ini yang tidak terlalu mendapatkan dialog dalam cerita, ternyata di detik-detik akhir film justru mendapatkan sorot dari kamera paling intens. Bahkan menurut saya, Caleb Landry Jones menjadi satu-satunya aktor dari seluruh cast yang ada yang mampu menjadikan The Outpost tampil lebih bernyawa.

Selain itu terdapat suatu hal yang saya sayangkan kembali dari film ini, yaitu setiap kali film beranjak menuju adegan di malam hari, jarak pandang menjadi terbatas. Saya menjadi tidak mampu melihat dengan jelas apa-apa saja yang muncul dan terjadi, bahkan saya sampai meningkatkan kecerahan pada Handphone saya. 

Menurut saya hal tersebut cukup mengganggu karena hal tersebut menyebabkan fokus saya menjadi buyar meskipun hanya sesaat. Akan tetapi karena film ini memainkan sebagian besar latar waktunya di siang hari sehingga visualisasi cukup dapat terlihat dengan jelas.

Film yang cukup luar biasa mengingat film ini diadaptasi dari kisah nyata dan road movie yang cukup membuat saya sebagai penonton terfokus-fokus hehe. Selain itu, The Outpost juga tersirat suatu praktek penyelesaian konflik yang dapat kita amati dan pahami. Yaitu praktek negosiasi dalam salah satu adegan di film ini. 

Negosiasi merupakan bentuk interaksi sosial yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama sehingga kedua pihak saling sepakat dan diuntungkan. 

Menurut Hartman, Negosiasi merupakan suatu proses komunikasi yang di mana dua pihak masing-masing dengan suatu tujuan dan sudut pandang mereka sendiri berusaha akan mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tersebut mengenai masalah yang sama.

            Dalam negosiasi ada beberapa tahap yang harus ditempuh, antara lain:

1. Persiapan dan Perencanaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun