Rozikin dan Kereta dorong berangka pipa paralon
Demak – Dalam era yang modern ini tenaga manusia sangat mahal harganya oleh karena itu kerja manusia saat ini sudah digantikan mesin dan pesawat. Begitu juga dengan tenaga angkut garam dari lahan menuju ke gudang penyimpanan. Dulunya diangkut dengan tenaga manusia dengan cara gendong atau dipikul.
Namun beberapa tahun terakhir ini untuk angkut garam dibantu kereta dorong beroda satu buatan pabrik. Kereta dengan roda berisi udara dan berbahan besi ini cukup membantu pegaram dalam rangka mengangkut garam dari lahan ke gudang.
Namun ada kendala yang cukup menganggu karena berbahan besi maka kereta dorong itu satu tahun sudah rusak terkena korosi.Beberapa bagian dari kereta dorong juga patak terutama bagian sambungan. Sehingga perlu perawatan yang membutuhkan biaya banyak selain mengelas kembali juga mengecat menghilangkan karatnya.
Melihat kenyataan itu Rozikin pegaram dari desa kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak berkreasi membuat kereta dorong berbahan baku plastic dan rotan. Rangka yang biasanya terbuat dari besi ia modifikasi dengan bahan platik dan rotan. Begitu juga wadah tempat untuk mengankut garam juga terbuat dari plastic.
“ Saya jamin kereta dorong saya berbahan plastic dan rotan ini tahan beberapa musim. Karena tidak akan berkarat karena berbahan plastic pralon dan rotan. Paling yang mengganti adalah baut-bautnya saja . Setidaknya kuat jika hanya 2-3 kali musim garam”, kata Rozikin pada di rumahnya Sabtu (27/6).
Ide membuat kereta dorong berbahan plastic dan rotan ini dipicu sering rusaknya kereta dorong berbahan baku besi jika sudah bertemu dengan garam. Pegaram langganannya sering datang untuk menserviskan kereta dorong besi ke rumahnya. Lalu ide itu muncul seiring dengan permintaan pegaram .
Iapun mencoba membuat satu contoh kereta dorong berbahan rotan . Setelah jadi kereta dorong itu kemudian dibeli salah satu pegaram dari desa Babalan. Setelah dipakai iapun merasakan manfaat yang cukup besar pada kereta dorong anti karat ini. Selanjutnya beberapa pegaram juga mulai pesan pada dirinya.
“ Nah setelah satu dua pegaram di seputaran kedungmutih memakai kereta dorong ini maka pesanan mulai mengalir. Untuk yang berbahan baku rotan saya jual Rp 700 ribu langsung pakai. Sedangkan yang berbahan plastic paralon harganya lebih mahal dikit yaitu Rp 850 ribu “, kata Rozikin.
Rozikin mengakui harga kereta dorong modifikasinya lebih mahal sedikit dibandingkan dengan buatan pabrik. Namun demikian pegaram masih memilih kereta dorong berbahan plastic paralon dan rotan ini. Selain tidak korosi atau berkarat biaya perawatannya juga murah. Tidak perlu pengecatan setiap tahunnya dan juga pemyimpanannya juga mudah .
“ Kereta dorong ini jika kotor tinggal dicuci dengan air bersih dan penyimpanannya juga mudah ditaruh dalam gudang garam juga tidak berkarat. Sehingga dipakai kapanpun siap “, tambahnya.
Selain membuat kereta dorong di bengkel belakang rumahnya Rozikin juga membuat berbagai macam peralatan kebutuhan pegaram. Diantaranya kincir angin pompa air berbagai ukuran, garuk garam dan juga slender untuk memadatkan tanah. Selain itu ia juga menerima jasa servis peralatan membuat garam.(Muin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H