Mohon tunggu...
Ardani RamdhanThamimy
Ardani RamdhanThamimy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAIN Mandailing Natal

Saya seorang designer grafis, dan juga pengamat film dan game, serta sedang aktif dalam mempelajari bahasa dan sastra Arab

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Puisi-puisi Singkat yang Menyentuh Hati dan Dekat dengan Kehidupan

25 Agustus 2024   12:15 Diperbarui: 25 Agustus 2024   12:30 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi adalah sebuah seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya, sebagaimana sebuah musik dengan irama sebagai medianya, gambar-gambar dengan aneka warna-warni sebgaia medianya, dan juga tari-tarian dengan gerak sebagai medianya. 

Kemudian terdapat juga pengertian dari puisi atau yang bisa kita sebut juga dengan syi'ir dari pendapat ahli sastra di Indonesia, salah satunya pengertian tersebut berasal dari Herman J. Waluyo, beliau mengatakan bahwa puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni dengan mengkonsentrasikan kepada struktur fisik dan struktur batinnya.  [1]

Perlu diketahui juga bahwa puisi itu merupakan ekspresi kreatif, yang mana itu di dapat dari hasil aktivitas jiwa yang menangkap kesan-kesan dan kemudian memadatkannya menjadi sebuah karya puisi. Kepadatan tersebut menjadikan puisi bersifat sugestif (secara halus dapat menyiratkan atau memunculkan ide atau perasaan tertentu tanpa menyatakannya secara eksplisit) dan asosiatif (hubungan antara kata-kata atau konsep-konsep yang berhubungan berdasarkan asosiasi makna). [2]

Dan berikut adalah puisi Singkat yang Menyetuh Hati dan Dekat Dengan kehidupan karya dari Ardani Ramdhan Thamimy sebagai penulis artikel ini sendiri

|

1. ZHOLIM (puisi tentang kezoliman Israel)

Wahai penzholim yang sukanya menerror

Beratus ratus kata kotor

Beribu ribu kata kasar

Tak kan cukup tuk jelaskan dirimu yang kurang ajar

Sungguh dirimu hanya berlindung pada saudaramu

Yang sifatnya sebanding dengan mu

Kau dengannya gemar menganiaya

Kepada orang yang kau anggap tak berdaya

Kau dengannya gemar menyebar tipu daya

Seakan kau lah yang telah dianiaya

Kau memang makhluk yang tak patut dipercaya

Bahkan tak pantas bagimu disebut manusia

Wahai penzholim yang suka menyiksa

Niscaya akan datang padamu siksa

Dari Tuhan yang maha Esa

Atas perbuatanmu yang sangat berdosa

|

2. INSTAN, KHAYALAN DAN IMPIAN

Didalam hidup ini tak ada yang namanya instan

Jika pun kau dapatkan yang instan

Maka setiap Insan  akan melihatmu dengan kecurigaan

Jika pun temukan yang yang instan tepat dihadapan

Maka kau pun akan melihatnya dengan kecurigaan

Entah mengapa, banyak insan

Yang hanya berpegang pada khayalan

Demi meraih impian

Dan bukannya melakukan

Apa yang seharusnya dilakukan

Demi meraih impian

Dan bukannya sekedar angan angan

|

3. PERSPEKTIF CINTA

Apakah cinta itu dilihat dari lamanya perjumpaan

Apakah cinta itu dilihat dari dalamnya pandangan

Apakah cinta itu dilihat dari murninya perasaan

Memang cinta tak memiliki bentuk

Tapi bisa dirasakan oleh setiap makhluk

Memang cinta tak sekedar hubungan 2 insan

Tapi juga bukti dari sebuah kepercayaan

Memang cinta tak selamanya mudah

Tapi hasil perjuangannya akanlah indah


Note: Puisi ini adalah murni buatan karya sendiri jika didapatkan ada kesamaan kata atau kesamaan bait pada puisi puisi tersebut dengan puisi yang telah ada sebelumnya, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan atau unsur meniru ;)

[1] Buana, Cahya. 2021. SASTRA ARAB KLASIK SERI JAHILIYAH. Malang: Literasi Nusantara.

[2] Mahliatussikah, Hanik. 2019. Stilistika Puisi Arab. Malang: Universitas Negeri Malang Penerbit & Percetakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun