Oreo, dengan desain khas dua biskuit cokelat yang dihubungkan oleh lapisan krim manis, telah menjadi ikon di dunia makanan ringan sejak pertama kali diperkenalkan oleh National Biscuit Company (Nabisco) pada tahun 1912. Seiring berjalannya waktu, Oreo tidak hanya menjadi sebuah produk, tetapi juga sebuah fenomena global yang merangkul berbagai segmen pasar dan generasi.
BiskuitMengintip ke belakang pada tahun 1898, Oreo memulai perjalanan panjangnya di sebuah toko roti di New York City sebagai "Oreo Biscuit". Namun, kemunculan desain khasnya terjadi pada tahun 1912, dan sejak saat itu, nama "Oreo Sandwich" pun lahir. Transformasi merek ini tidak hanya melibatkan perubahan desain, tetapi juga perluasan ke pasar global. Bergabung dengan Nabisco, Inc. pada tahun 1948, Oreo semakin memperkokoh posisinya dalam industri makanan.
Bagaimana Oreo berhasil mencapai popularitas global dan mempertahankan posisinya sebagai merek yang dicintai? Dalam artikel ini, kita akan menyelami sejarah Oreo sebagai merek biskuit terkenal dan menganalisis strategi pemasaran mereka dengan menggunakan pendekatan Segmentasi, Targeting, dan Positioning (STP).
Analisis Produk Oreo dengan Teknik Strategi Analisis STP:
1. Segmentasi (Segmentation)
Oreo tidak hanya melihat pasar sebagai suatu kesatuan, tetapi sebagai beragam segmen dengan kebutuhan dan preferensi unik. Mulai dari anak-anak yang menyukai kreativitas hingga orang dewasa yang menghargai rasa premium, Oreo memahami bahwa setiap segmen memerlukan pendekatan khusus.
Variasi produk seperti Oreo Thins untuk mereka yang menginginkan opsi lebih ringan hingga Oreo Double Stuf untuk pencinta krim yang lebih banyak adalah contoh bagaimana Oreo secara efektif melakukan segmentasi untuk memenuhi keberagaman pasar.
2. Targeting
Dengan peta segmen yang jelas, Oreo menentukan target pasar yang paling relevan dan menjanjikan. Anak-anak menjadi target utama dengan kampanye yang berfokus pada kegembiraan dan kreativitas, sementara kampanye untuk orang dewasa menyoroti rasa dan kualitas premium. Kolaborasi dengan merek terkenal seperti Cadbury memperluas jangkauan target pasar dan menciptakan produk inovatif yang menarik bagi berbagai lapisan masyarakat.
3. Positioning
Oreo tidak hanya meletakkan produknya di rak-rak toko, mereka memposisikan merek sebagai pengalaman. Sebagai biskuit yang tidak hanya lezat tetapi juga menyatukan orang, Oreo berhasil menciptakan citra merek yang kuat. Pilihan pengemasan yang kreatif, kampanye iklan yang menggugah perasaan, dan terlibatnya dalam kegiatan masyarakat seperti "Play with Oreo" menunjukkan posisi Oreo sebagai merek yang peduli dan menyenangkan.
Kesimpulan:
Oreo telah berhasil menerapkan strategi analisis STP dengan baik, memahami segmen pasar, menargetkan pasar yang tepat, dan memposisikan diri sebagai merek yang kuat dan ikonik. Melalui marketing funnel, Oreo berhasil memandu konsumen dari awareness hingga menjadi advokat merek, dengan strategi pemasaran yang kreatif dan terarah. Sejarah panjang merek dan inovasi produk terus mempertahankan popularitas Oreo di pasar global.
Ardan Arya Aradana
200501010118
KM-502
Universitas Siber Asia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H