Mohon tunggu...
Ardalena Romantika
Ardalena Romantika Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada

Merupakan pribadi yang amat senang bertukar cerita, pengalaman, dan hal baru dengan semua orang dari berbagai latar belakang. Saya percaya bahwa dengan mengaktualisasikan diri melalui pertukaran dan eksplorasi ide dengan orang lain, akan tercipta ruang kebebasan berekspresi dan kesetaraan bagi setiap manusia. Jadi, mari kita saling berbagi gagasan dan berekspresi bersama!.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Merawat Ingatan dengan Seribu Kata dalam Sehari

1 Februari 2021   08:00 Diperbarui: 25 Maret 2022   00:15 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Nah, bisa dibayangkan kan betapa bergunanya hobi menulis bagi manajemen stres kita? Dengan EQ yang baik, manajemen stres pun akan lebih terkendali, akhirnya otak akan bekerja lebih ringan dan siap menampun serta menyimpan informasi-informasi baru.

Selain itu, dengan menulis, kita dapat menghambat tertimbunnya memori lama kita. Setidaknya, kita berhasil mencegah memori tersebut agar tidak hilang begitu saja. Selagi kita membaca kembali apa yang kita tulis, saat itulah kita akan terus mengingatnya.

Mengapa seribu kata?

Tak ada alasan khusus mengapa kita disarankan menulis minimal 1000 kata dalam sehari untuk merawat ingatan. Sekilas, 1000 kata terlihat sangat banyak dan sulit. 

Namun, sebenarnya untuk merangkum pemikiran kritis, memori selama 1 hari, dan informasi-informasi penting, 1000 kata bukanlah jumlah yang mustahil untuk digapai.

Apabila menulis opini kritis dirasa membebani, maka Anda bisa menggunakan alternatif lain untuk menulis 1000 kata. 

Salah satunya adalah dengan menulis detail kejadian atau informasi penting yang Anda dapatkan selama sehari ini. Bila tidak ada informasi yang dirasa penting, Anda bisa mencatat kegiatan apa saja yang Anda lakukan sejak bangun tidur hingga waktu Anda menulis. 

Atau, Anda bisa menuangkan imajinasi Anda kedalam cerpen, novel, maupun puisi-puisi yang indah. Meskipun hanya cerita fiksi, namun otak kita akan lebih produktif daripada kita tidak menulis sama sekali. 

Hal ini karena menulis cerita fiksi melibatkan kemampuan merancang kalimat, imajinasi adegan, dan memilih diksi sehingga kinerja otak tak akan berbeda jauh ketimbang saat kita menulis opini kritis.

Menulis dengan metode tulis tangan lebih dianjurkan

Jika ditawari untuk menulis menggunakan laptop atau pulpen dan buku, kebanyakan dari kita tentu akan memilih laptop. Alasannya beragam, mulai dari karena menulis tangan membuat pegal, malu karena tulisan tangan jelek, hingga mudahnya transfer dokumen apabila ditulis dengan metode ketik dibanding tulisan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun