Masing-masing individu punya stimulan stres yang berbeda. Bagi saya, hal yang paling membuat stres adalah invoice pekerjaan freelance yang lama cair, tumpukan pekerjaan yang tidak teratur dan kesulitan memanajemen waktu. Untuk mengatasinya, saya melakukan beberapa hal:
- Daily, weekly, dan monthly planner. Dengan begini, saya punya target harian juga punya daftar order mana saja yang harus diselesaikan setiap harinya.
- Tertib administrasi, termasuk manajemen keuangan. Mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran, menetapkan bujet bulanan, hanya membeli barang-barang yang memang saya butuhkan.
MENJAGA DAN MENGHARGAI TUBUH SENDIRIÂ
Tubuh manusia memang sudah dilengkapi dengan organ-organ ekskresi atau proses pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh. Sisa-sisa metabolisme akan dikeluarkan melalui keringat, urine, dan tinja. Namun, fungsi atau efektivitas organ ekskresi antara satu manusia dengan manusia lainnya bisa jadi berbeda, sangat tergantung kepada gaya hidup dan paparan zat-zat berbahaya yang diterima tubuh setiap harinya.
Di mana pun kita tinggal, entah itu di perkotaan yang penuh sesak dengan polutan atau di pedesaan yang udaranya belum tercemar, pada akhirnya kita tidak bisa betul-betul menghindari polusi dan toksin-toksin lainnya. Apa pun profesi kita, stres dan tekanan pekerjaan akan tetap ada.
Saya tahu, sekeras apa pun berusaha, saya tidak akan bisa hidup selamanya karena toh saya manusia. Makhluk biologis yang tubuhnya mengenal "masa kedaluwarsa". Tapi dalam hal ini, tubuh dan kesehatan bagi saya adalah amanat. Sebagaimana titipan, tugas saya adalah menjaganya baik-baik. Kapan dan bagaimana cara tubuh ini dikembalikan ke tanah, biarlah itu menjadi keputusan-Nya: Sang Pemilik tubuh dan hidup saya sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H