Namun jika masih takut untuk nabung saham karena berpikir resikonya besar, kamu juga mencoba investasi lain seperti emas. Namun untuk situasi seperti sekarang ini, sepertinya berinvestasi emas bukan waktu yang tepat karena harga sedang tinggi-tingginya.
Lebih jauh lagi jika berminat bisa membeli SBN (Surat Berharga Negara) yang saat ini lagi banyak diskon. Ya, hitung-hitung sekalian membantu negara memulihkan ekonomi secepat mungkin dari efek pandemi. Dengan membeli SBN kita turut membantu APBN kita yang nantinya akan dimanfaatkan untuk kelanjutan percepatan pembangunan, ekonomi hingga kesejahteraan masyarakat.
Saat akan berinvestasi jangan lupa untuk selalu memegang teguh prinsip kehati-hatian dan sudah mempertimbangkan berbagai resiko. Juga jangan lupa untuk mengecek apakah lembaga tempat untuk menaruh investasi tersebut berada dibawah naungan OJK.
Dengan berinvestasi, secara tidak langsung kita ikut berkontribusi menjaga Sistem Stabilitas Keuangan (SSK) yang merupakan bagian dari kebijakan makroprudensial.
Mengenal Lebih Dekat Kebijakan Makroprudensial
Mungkin ada yang bertanya-tanya, apa itu kebijakan makroprudensial?
Menurut European Systemic Risk Board (ESRB) mengatakan bahwa kebijakan yang ditujukan untuk menjaga Stabilitas Sistem Keuangan secara keseluruhan, termasuk dengan memperkuat ketahanan sistem keuangan dan mengurangi penumpukan risiko sistemik, sehingga memastikan keberlanjutan kontribusi sektor keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sedangkan Bank for International Settlement (BIS) Swiss mengatakan bahwa kebijakan makroprudensial didefenisikan sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan biaya krisis sistemik.
Sama halnya dengan yang disampaikan oleh IMF, yakni kebijakan yang memiliki tujuan untuk memelihara Stabilitas Sistem Keuangan secara keseluruhan melalui pembatasan resiko sistemik.
Dari ketiga defenisi di atas, jelas terlihat bahwa ada tiga unsur penting dalam kebijakan makroprudensial dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan yakni berorientasi pada sistem keuangan secara keseluruhan, membatasi terbangunnya resiko sistemik, serta melakukan prinsip kehati-hatian agar terjaga keseimbangan antara tujuan makroekonomi dan mikroekonomi.
Mengapa kebijakan makroprudensial diperlukan?