Ini yang menarik. Kenapa kaum muda menjadi target potensial? Karena pendekatan ke kaum muda lebih gampang, apalagi yang lahir di era milenial. Generasi yang sejak lahir sudah mengenal teknologi, seperti smartphone maupun gadget. Yah, meski semuanya tidak menjalankan gerakan non tunai juga dengan alasan tidak mau termakan syarat dan ketentuan yang berlaku, yang tentunya diterapkan masing-masing bank. Contohnya dalam penggunaan kartu kredit, karena bagi yang doyan belanja akan menjadi malapetaka nantinya.
Namun patut di apresiasi apa yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Bank Indonesia. Mengapa? Karena dengan digagasnya gerakan non tunai, secara tidak langsung sebagai solusi sekaligus mengajak kaum muda untuk belajar berhemat.
Uang Elektronik Bukan Untuk Orang Kota Saja
Apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia lewat “Gerakan Nasional Non Tunai”, ternyata bukan untuk orang kota saja. Gerakan ini juga berlaku untuk masyarakat di luar kota, seperti pesisir, kampung-kampung, dan daerah pelosok sana. Hal ini terlihat dari video animasi yang dibuat oleh Bank Indonesia dalam akun youtube-nya. Dimana video selengkapnya bisa dilihat dibawah ini.
Blogging dan Net Citizen Journalist Workshop
Selain pengenalan kembali tentang Gerakan Nasional Non Tunai, juga ada workshop tentang blogging (mas Isjet, Kompasiana) dan vlog/Citizen Journalist (Net TV). Dari workshop tersebut, ada beberapa hal yang sempat saya tangkap dan catat.
Pertama tentang Blogging atau menulis di blog. Kata mas Isjet, dengan konten yang kita tulis di blog, kita bisa terkenal. Namun cara terkenal pun ada dua macam, mau dengan cara positif apa negatif. Dan saran dari mas Isjet (@Iskandarjet) lebih baik terkenal dengan cara positif, yakni manfaatkan paket datamu untuk berbuat hal yang positif, misalnya seperti menulis.
Setelah itu, mulailah menulis dengan gaya bercerita, gayamu sendiri, dan buatlah konten lain dari yang lain. Jangan lupa juga untuk memperhatikan beberapa hal, seperti judul yang unik, menarik dan provokatif agar pembaca tertarik untuk membaca apa yang kamu tulis. Buat suasana yang bisa membuat pembaca hanyut dalam cerita yang kamu buat, dalam hal ini faktor emosi juga tetap dipertimbangkan. Rumus 5W+1H jangan pernah diabaikan. Sedangkan urusan ide, bisa didapatkan dari mana saja selama kemauan menulis itu ada.
Kedua, tentang citizen journalist. Kata pematerinya, siapapun bisa jadi citizen journalism. Intinya harus peka dengan lingkungan sekitar dimana pun berada. Untuk menjadi seorang citizen journalist, ada beberapa tips yang bisa dicoba : amati, lihat dan angkat ke dalam video. Kalau belum punya kamera profesional, menggunakan kamera smartphone boleh dan tentunya video harus menarik, info penting nda atau hal baru.
Oh iya, untuk menjadi citizen jurnalist, ada tiga hal yang musti dipegang teguh, di antaranya harus jujur, tulis yang ditahu, dan jangan mengarang-mengarang cerita. Bagaimana, tertarik untuk menjadi citizen juornalist?