Â
Â
Â
Foto ini di ambil di ketinggian 115 meter, Dok. Pribadi
Â
Sebagai wisatawan, aku pun tidak menyia-nyiakan keindahan Monumen Nasional serta pemandangan di sekitarnya yang dipenuhi taman dan pepohonan yang menghijau. Aku juga tidak mau kalah dengan wisatawan lainnya ketika menyusuri setiap lorong yang ada di dalam Monas. Mulai dari pelataran sampai ke dalam monumen di mana terdapat berbagai lukisan yang menggambarkan sejarah perjuangan rakyat Indonesia. Tak lupa pula mengabadikan setiap momen yang aku lewati ke dalam kamera yang kubawa.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Masih di Puncak Monas, Dok. Pribadi
Â
Setelah puas menikmati keindahan yang ada di dalam Monas, aku pun bergegas menuju pelataran atas di mana lift menuju puncak Monas berada. Sambil menunggu antrian, aku menyempatkan diri untuk menikmati makanan ringan yang aku bawa. Gak berselang lama, aku pun mendapatkan giliran untuk menuju puncak Monas. Sesampainya di atas aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan yang langka tersebut. Segera saja aku menyewa koin yang di khususkan untuk pengguna teropong atau periskop.
Â
Â
Â
Sambil Menunggu Antrian, Dok. Pribadi
Â
Dengan menggunakan teropong atau periskop, aku bisa menyaksikan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian 115 meter. Sensasi yang di dapatkan pun berbeda bila dibandingkan dengan melihat biasa tanpa menggunakan periskop. Dari ketinggian tersebut, semua yang berada di bawah Monas terlihat seperti miniatur. Sambil menikmati pemandangan kota Jakarta, aku juga menyempatkan untuk mengabadikan keindahannya dari segala arah.
Â
Itulah ceritaku di balik keindahan Monas ketika sempat mengunjungi Jakarta bulan Maret sampai April tahun 2012.
Â
Â
Makassar, 7 Juni 2015
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H