Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hunian Vertikal, Solusi Rumah “Masa Depan”

7 Juni 2015   08:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus di penuhi adalah rumah. Memiliki hunian sendiri adalah impian bagi semua manusia. Namun untuk mewujudkan impian tersebut dibutuhkan lahan sebagai tempat atau lokasi untuk mendirikannya. Tanpa lokasi dan lahan, mustahil hunian yang kita impikan bisa terwujud. Lokasi dan lahan merupakan syarat pertama yang wajib dipenuhi.  

 

 

Akan tetapi, jika kita melihat kondisi yang terjadi di negeri ini, khususnya daerah perkotaan, tingkat ketersediaan lahan makin lama makin terbatas. Sedangkan kebutuhan akan hunian meningkat tajam dari tahun ke tahun. Kondisi ini bertambah parah lagi akibat harga lahan yang melonjak drastis melebihi yang diperkirakan. 

 

 

Di sisi lain, pemahaman masyarakat akan perkembangan hunian masih terbatas. Masyarakat masih cenderung memilih lahan kaveling untuk membangun hunian yang luasnya kadang terbatas. Padahal seiring waktu berputar, mereka tidak sadar bahwa kebutuhan ruang akan bertambah pula. Contohnya, dalam kehidupan berumah tangga pasti akan ada kehadiran anggota baru, seperti seorang anak, yang mana setelah dewasa nanti akan membutuhkan ruang tersendiri. Oleh karena itu, perlu sebuah solusi untuk menangani permasalahan ini. 

 

 

Mengingat kebutuhan ruang secara horisontal tidak bisa terpenuhi akibat kondisi lahan yang terbatas, maka perlu siasat dalam pembangunan hunian. Salah satu solusi yang patut untuk dipertimbangkan adalah dengan membangun secara vertikal atau bertingkat. Dengan demikian kebutuhan ruang akan dapat terpenuhi tanpa harus menambah lahan baru.  

 

 

Mungkin masih ada yang bertanya-tanya, apakah itu hunian vertikal? Hunian vertikal adalah hunian yang terdiri dari dua lantai atau lebih, yang mana untuk mencapai lantai selanjutnya dihubungkan oleh sebuah tangga yang sekaligus berfungsi juga sebagai daerah sirkulasi.  

 

 

Selain tidak harus menambah lahan baru, banyak kelebihan lain yang bisa kita dapatkan dari membangun hunian vertikal. Beberapa di antara yaitu : desain ruang-ruang yang multifungsi sehingga bisa menghemat biaya pula, mudah terlihat dari lingkungan sekitar karena memiliki fasad atau tampak yang menonjol dari hunian lainnya. 

 

 

Sedangkan kelebihan yang terakhir adalah potensi view atau arah pandang. Pada hunian vertikal, kita bisa lebih leluasa untuk melihat serta mengakses lingkungan sekitar. Hal ini di karenakan kita bisa menempatkan bukaan-bukaan dengan luasan sesuai yang kita inginkan. 

 

 

Selanjutnya, yang perlu di perhatikan adalah metode atau cara untuk membangun hunian vertikal. Bagi yang memiliki dana atau anggaran tidak terbatas, pasti akan menggunakan metode pembangunan hunian yang langsung siap pakai. Sedangkan bagi yang gak, bisa melakukan pembangunan hunian dengan cara bertahap atau yang lebih di kenal dengan istilah rumah tumbuh. 

 

 

Baik metode pembangunan siap pakai dan secara bertahap atau rumah tumbuh, keduanya harus dipikirkan dan direncanakan secara matang sebelum memulai pembangunan, sehingga di kemudian hari bisa mengakomodasi kebutuhan ruang yang di inginkan.  Makassar, 6 Juni 2015Catatan :*Gambar di atas merupakan karya pribadi*

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun