Mohon tunggu...
Adeng Septi Irawan
Adeng Septi Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah seorang pemerhati dunia hukum dan peradilan. bisa dihubungi di email irawan_34@yahoo.com

fiat justitia ruat caelum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

IPK Bukanlah Jaminan Gampang Dapat Kerja?

3 Februari 2020   09:36 Diperbarui: 27 April 2020   12:22 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mendapat IPK tinggi. (sumber: Shutterstock)

Dunia perkuliahan tidaklah sama dengan dunia sekolah menengah. Perguruan tinggi menjadi sebuah institusi untuk mencetak sarjana-sarjana yang bertalenta guna menghadapi dunia kerja. 

Disini tampak diferensiasi yang begitu besar antara sekolah menengah dengan karakteristik penguatan teori tanpa orientasi kerja, berbeda dengan perguruan tinggi dengan genetik penguatan teori maupun praktik sebagai langkah persiapan memasuki dunia kerja. Sistem penilaian dalam kuliah pun juga berbeda dengan sekolah menengah. 

Dunia perkuliahan mengenal IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) dalam penentuan prestasi mahasiswa, sedangkan sekolah menengah mengenal istilah raport sebagai penentu prestasi peserta didik.

Zaman yang semakin maju tanpa ada batas ruang dan waktu. Telah menjadi kebutuhan bagi tiap manusia untuk mengembankan skill sekaligus kepandaian dalam bidang-bidang tertentu.

Keahlian seseorang tidaklah sama satu sama lain, makanya dalam perkuliahan terjadi penyempitan disiplin ilmu. Dimana ketika masa Sekolah menengah hampir semua mata pelajaran menjadi sudi bahasan siswa. 

Mahasiswa adalah sebuah status tertinggi dalam dunia pendidikan di tanah air. Artinya predikat semacam ini menunjukkan bahwa secara keilmuan baik teori ataupun praksis sangatlah unggul.

IPK Bukanlah Jaminan

ilustrasi pribadi
ilustrasi pribadi
Setiap Mahasiswa pastilah menginginkan IPK-nya tinggi diatas rata-rata. Perkuliahan menjadi ajang mencari nilai IPK setingginya-tingginya. Meskipun terkadang menghalalkan segala cara, mulai dari mencontoh pekerjaan teman, mengcopy-paste dalam setiap pembuatan makalah, dan sebagainya. 

Tidaklah salah ketika mahasiswa berusaha keras untuk meraih IPK sebaik-baiknya, asalkan IPK tidak menjadi suatu dewa yang diagung-agungkan tanpa mempertimbangkan faktor lainnya.

Pendewaan IPK inilah yang akan menyebabkan mahasiswa menjadi seorang pencari nilai bukan pencari ilmu. Karena pada dasarnya mahasiswa kuliah bertujuan untuk menggali ilmu untuk membantu menambah skill yang dimilikinya. Sehingga dengan skill-nya diharapkan menjadi modal utama dalam menapaki jenjang kariri di dunia kerja.

Sebagian orang berasumsi bahwa mahasiswa dengan IPK baik akan mudah mencari pekerjaan. Itu yang salah banyak faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menrai kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun