Mohon tunggu...
arbiatul adwiah
arbiatul adwiah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA

NAMA: ARBIATUL ADWIAH ALAMAT:BIMA HOBI:MASAK PRODI: PGSD

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Attachment yang Dikemukakan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   21:27 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Attachment yang Dikemukakan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

Teori attachment merupakan salah satu teori dalam psikologi yang membahas hubungan emosional antara individu, terutama pada masa anak-anak, yang memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan psikologis mereka. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh John Bowlby dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth melalui penelitian empirisnya. Artikel ini akan menguraikan dasar-dasar teori attachment, peran kedua tokoh utama tersebut, dan implikasi teorinya.

John Bowlby: Pelopor Teori Attachment

John Bowlby (1907–1990), seorang psikiater dan psikoanalis Inggris, adalah pelopor utama teori attachment. Bowlby percaya bahwa hubungan antara bayi dan pengasuh utamanya (biasanya ibu) sangat penting untuk perkembangan emosional dan sosial anak. Ia berpendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan biologis yang mendalam untuk membangun ikatan dengan orang lain, terutama di masa awal kehidupan.

Menurut Bowlby, attachment merupakan hasil evolusi, di mana ikatan emosional antara bayi dan pengasuh memberikan keuntungan adaptif. Anak-anak yang merasa aman karena memiliki pengasuh yang responsif lebih mungkin untuk bertahan hidup. Bowlby mengidentifikasi empat karakteristik utama dari attachment:

1. Proximity Maintenance: Keinginan anak untuk tetap dekat dengan pengasuhnya.

2. Safe Haven: Kemampuan pengasuh untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan saat anak merasa terancam atau cemas.

3. Secure Base: Pengasuh menjadi landasan yang aman untuk anak menjelajahi lingkungannya.

4. Separation Distress: Perasaan cemas atau tidak nyaman yang muncul saat anak berpisah dari pengasuh.

Bowlby juga mengembangkan konsep internal working model, yaitu kerangka kerja mental yang dibangun anak berdasarkan pengalaman awal dengan pengasuhnya. Model ini memengaruhi cara individu melihat dirinya, orang lain, dan dunia di sekitarnya di kemudian hari.

Mary Ainsworth: Pengembangan Teori Attachment melalui Penelitian

Mary Ainsworth (1913–1999), seorang psikolog asal Amerika, bekerja sama dengan Bowlby dan kemudian melanjutkan penelitian tentang attachment. Ainsworth terkenal karena mengembangkan metode penelitian yang disebut Strange Situation Procedure (SSP), yang digunakan untuk mengobservasi pola attachment antara anak dan pengasuhnya.

Dalam eksperimen Strange Situation, anak-anak berusia 12-18 bulan diamati dalam situasi terkontrol, di mana mereka mengalami serangkaian perpisahan dan reuni dengan pengasuhnya serta interaksi dengan orang asing. Melalui pengamatan ini, Ainsworth mengidentifikasi tiga tipe utama attachment pada anak:

1. Secure Attachment (Attachment Aman)

Anak-anak dengan attachment aman merasa percaya pada pengasuhnya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka menunjukkan rasa cemas saat ditinggal tetapi dengan cepat merasa nyaman kembali saat pengasuh kembali. Pola ini sering kali terbentuk karena pengasuh memberikan respons yang konsisten dan sensitif terhadap kebutuhan anak.

2. Avoidant Attachment (Attachment Menghindar)

Anak-anak dengan attachment ini cenderung menghindari kontak atau kedekatan dengan pengasuh mereka. Mereka tampak tidak peduli saat pengasuh pergi atau kembali. Pola ini sering berkembang ketika pengasuh tidak responsif atau cenderung mengabaikan kebutuhan emosional anak.

3. Ambivalent/Resistant Attachment (Attachment Ambivalen/Resisten)

Anak-anak dalam kategori ini menunjukkan kecemasan ekstrem saat berpisah tetapi sulit untuk merasa nyaman kembali meskipun pengasuhnya kembali. Mereka mungkin menunjukkan kemarahan atau kebingungan terhadap pengasuh. Pola ini biasanya terjadi karena pengasuh memberikan respons yang inkonsisten terhadap kebutuhan anak.

Kemudian, penelitian lanjutan mengidentifikasi tipe keempat yang disebut Disorganized Attachment (Attachment Tidak Terorganisir), yang ditandai oleh perilaku anak yang tidak konsisten atau kontradiktif. Pola ini sering muncul pada anak-anak yang mengalami pengabaian atau trauma serius.

Peran Lingkungan dan Biologis dalam Attachment

Teori attachment Bowlby dan Ainsworth menekankan pentingnya interaksi antara faktor biologis dan lingkungan. Mereka percaya bahwa manusia memiliki dorongan bawaan untuk membentuk ikatan emosional sebagai bagian dari naluri bertahan hidup. Namun, kualitas hubungan attachment sangat dipengaruhi oleh respons pengasuh terhadap kebutuhan anak.

Pengalaman awal dengan pengasuh membentuk dasar bagi hubungan interpersonal di masa depan. Anak-anak dengan attachment yang aman cenderung memiliki kepercayaan diri yang lebih besar, kemampuan untuk menjalin hubungan yang sehat, dan regulasi emosi yang lebih baik dibandingkan anak-anak dengan pola attachment yang tidak aman.

Implikasi Teori Attachment

Teori attachment memiliki implikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan, pengasuhan, dan psikoterapi. Dalam pengasuhan, teori ini menekankan pentingnya responsif dan sensitif terhadap kebutuhan emosional anak. Orang tua dan pengasuh yang memahami teori attachment dapat membantu anak-anak merasa aman dan percaya diri.

Dalam psikoterapi, teori attachment digunakan untuk memahami masalah hubungan interpersonal dan gangguan emosional pada individu. Misalnya, orang dewasa dengan pola attachment tidak aman sering kali menghadapi kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat, sehingga terapi dapat membantu mereka memahami dan mengatasi pola tersebut.

Di bidang pendidikan, pemahaman tentang attachment membantu guru dan pendidik menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional siswa. Anak-anak yang merasa aman secara emosional lebih cenderung untuk berkembang secara optimal dalam lingkungan belajar.

Kesimpulan

Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan wawasan penting tentang hubungan emosional antara anak dan pengasuh. Bowlby menekankan pentingnya ikatan ini sebagai mekanisme biologis yang mendukung kelangsungan hidup, sementara Ainsworth memberikan bukti empiris melalui metode Strange Situation.

Pola attachment yang terbentuk pada masa kanak-kanak memiliki dampak jangka panjang terhadap hubungan interpersonal dan kesehatan mental individu. Oleh karena itu, memahami dan menerapkan prinsip-prinsip teori attachment dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan emosional yang sehat, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun