Mohon tunggu...
arbiatul adwiah
arbiatul adwiah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA

NAMA: ARBIATUL ADWIAH ALAMAT:BIMA HOBI:MASAK PRODI: PGSD

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Sosial Menurut Vygotsky

15 Oktober 2024   11:30 Diperbarui: 15 Oktober 2024   11:34 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori belajar sosial Vygotsky, yang juga dikenal sebagai teori perkembangan sosial, merupakan salah satu teori penting dalam psikologi pendidikan. Teori ini menekankan peran penting interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Vygotsky meyakini bahwa perkembangan kognitif tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana seorang anak dibesarkan. Dalam teori ini, pembelajaran dilihat sebagai proses sosial di mana anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih berpengetahuan.

1. Prinsip Dasar Teori Belajar Sosial Vygotsky

Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh interaksi sosial, terutama melalui bimbingan dari orang dewasa atau individu yang lebih berpengalaman. Terdapat beberapa konsep kunci dalam teori ini:

a. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

Zona Perkembangan Proksimal atau Zone of Proximal Development (ZPD) adalah salah satu konsep utama dari teori Vygotsky. ZPD menggambarkan jarak antara kemampuan seorang anak dalam melakukan tugas secara mandiri dengan kemampuan anak tersebut dalam menyelesaikan tugas dengan bantuan dari orang lain yang lebih ahli. Dengan kata lain, ZPD adalah wilayah di mana anak bisa mencapai perkembangan yang lebih tinggi jika mendapatkan bimbingan atau kolaborasi dari orang lain.

Sebagai contoh, seorang anak mungkin tidak dapat menyelesaikan soal matematika yang kompleks secara mandiri, tetapi dengan bantuan guru atau teman yang lebih ahli, anak tersebut dapat memahami dan menyelesaikannya. Menurut Vygotsky, interaksi seperti ini memungkinkan anak untuk belajar dan mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi.

b. Scaffolding

Scaffolding merupakan proses memberikan dukungan atau bimbingan kepada anak selama proses belajar di dalam ZPD mereka. Dalam scaffolding, orang dewasa atau individu yang lebih ahli memberikan bantuan yang bertahap kepada anak untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Seiring waktu, dukungan ini secara bertahap dikurangi seiring dengan meningkatnya kemampuan anak untuk menyelesaikan tugas tersebut secara mandiri.

Scaffolding dapat berupa petunjuk verbal, contoh langsung, atau dorongan yang membantu anak untuk berpikir dan menemukan solusi sendiri. Prinsip dari scaffolding ini adalah bahwa bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak dan secara bertahap dikurangi seiring dengan meningkatnya kemandirian anak.

c. Bahasa sebagai Alat Utama dalam Perkembangan Kognitif

Vygotsky percaya bahwa bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan kognitif. Bahasa tidak hanya merupakan alat komunikasi, tetapi juga menjadi alat berpikir dan memecahkan masalah. Menurut Vygotsky, perkembangan bahasa dan kognisi saling terkait erat. Anak-anak awalnya menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain, tetapi seiring waktu, mereka belajar menggunakan bahasa secara internal sebagai alat untuk mengarahkan pemikiran mereka sendiri (bahasa internal atau inner speech).

Melalui bahasa, anak-anak belajar konsep-konsep baru, mengatur diri sendiri, dan mengembangkan kemampuan berpikir logis. Oleh karena itu, interaksi verbal antara anak dan orang dewasa atau teman sebaya memainkan peran penting dalam proses pembelajaran.

2. Pengaruh Budaya dalam Pembelajaran

Teori Vygotsky menekankan pentingnya konteks budaya dalam proses pembelajaran. Vygotsky berpendapat bahwa setiap anak lahir ke dalam budaya tertentu yang memiliki norma, nilai, dan praktik sosial yang unik. Melalui interaksi dengan anggota masyarakat, anak-anak belajar nilai-nilai budaya dan cara berpikir yang berlaku di masyarakat tersebut.

Vygotsky juga percaya bahwa alat-alat budaya, seperti bahasa, tulisan, dan simbol-simbol lainnya, membantu dalam perkembangan kognitif anak. Alat-alat ini memungkinkan anak untuk memahami dunia mereka dan berpikir secara lebih kompleks. Misalnya, dalam budaya yang memiliki sistem penulisan, anak-anak akan belajar menggunakan tulisan sebagai alat untuk mengorganisir dan menyampaikan pemikiran mereka.

3. Aplikasi Teori Vygotsky dalam Pendidikan

Teori Vygotsky memiliki implikasi penting bagi dunia pendidikan. Salah satu implikasi utamanya adalah pentingnya pembelajaran kolaboratif. Dalam kelas yang menggunakan pendekatan Vygotsky, guru diharapkan tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga fasilitator yang membantu siswa belajar melalui interaksi dan diskusi. Guru perlu memberikan bimbingan yang sesuai dengan ZPD siswa dan menggunakan scaffolding untuk membantu mereka mencapai pemahaman yang lebih dalam.

Selain itu, teori ini juga mendorong penggunaan bahasa dalam pembelajaran. Guru didorong untuk mendorong siswa berbicara, berdiskusi, dan berpikir secara verbal untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka. Diskusi kelompok, kegiatan kolaboratif, dan pembelajaran berbasis proyek adalah contoh-contoh dari pendekatan yang sesuai dengan teori Vygotsky.

4. Kritik terhadap Teori Vygotsky

Meskipun teori Vygotsky sangat berpengaruh, ada beberapa kritik yang diajukan terhadap teorinya. Salah satu kritik utama adalah kurangnya penekanan pada faktor individual dalam pembelajaran. Beberapa kritikus berpendapat bahwa teori Vygotsky terlalu menekankan peran interaksi sosial dan budaya, dan kurang memperhatikan perbedaan individu dalam kemampuan belajar.

Selain itu, teori Vygotsky kurang memberikan perhatian pada perkembangan biologis dan bagaimana faktor-faktor internal seperti motivasi dan emosi mempengaruhi pembelajaran.

Kesimpulan

Teori belajar sosial Vygotsky menawarkan pemahaman mendalam tentang pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan kognitif. Konsep seperti ZPD, scaffolding, dan peran bahasa menyoroti bagaimana pembelajaran tidak bisa dipisahkan dari konteks sosial. Dalam pendidikan, pendekatan Vygotsky mendorong penggunaan metode kolaboratif dan interaksi verbal sebagai cara untuk membantu siswa mengembang

kan kemampuan berpikir yang lebih kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun