Mohon tunggu...
arbiansyahputra
arbiansyahputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah seorang mahasiswa universitas pancasakti tegal yang sedang mengembangkan bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

pengaruh ucapan publik figur terhadap kepercayaan masyarakat (studi kasus Gus Miftah dan penjua Es Teh)

26 Desember 2024   02:35 Diperbarui: 26 Desember 2024   02:26 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Miftah dan Penjual Es Teh Sunhaji. Foto: Dok IST 

Menariknya, setelah insiden ini, Sunhaji justru mendapatkan berbagai bantuan, termasuk tawaran umrah gratis dan uang tunai sebesar Rp100 juta dari berbagai pihak yang bersimpati.

https://www.liputan6.com/hot/read/5818875/penjual-es-teh-di-ceramah-gus-miftah-dapat-berkah-umrah-hingga-uang-rp100-juta?

Kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak tentang pentingnya menjaga tutur kata dan sikap, terutama bagi tokoh publik yang memiliki pengaruh besar di masyarakat.

Dampak Positif: Inspirasi dan Motivasi

Ucapan publik figur seperti Gus Miftah sering kali mampu memberikan inspirasi kepada masyarakat. Dalam konteks penjual es teh, pernyataan Gus Miftah dapat dianggap sebagai dorongan untuk melihat peluang dari hal-hal kecil. Pesan seperti ini penting di tengah masyarakat yang membutuhkan motivasi untuk terus berkarya dan mencari nafkah dengan cara halal. Selain itu, publik figur seperti Gus Miftah sering menggunakan platform mereka untuk menyampaikan pesan-pesan positif yang dapat membangun kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai moral dan etika. Dalam hal ini, Gus Miftah berhasil mengingatkan masyarakat bahwa setiap profesi, sekecil apa pun, memiliki nilai yang patut dihargai.

Dampak Negatif: Risiko Kesalahpahaman dan Polarisasi

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa ucapan publik figur juga memiliki risiko untuk disalahpahami. Dalam kasus ini, ada sebagian masyarakat yang merasa bahwa pernyataan tersebut kurang mempertimbangkan realitas ekonomi yang kompleks. Ketika publik figur memberikan komentar yang terlalu sederhana terhadap fenomena sosial, ada kemungkinan pesan tersebut dianggap tidak relevan atau bahkan memicu perdebatan.

Misalnya, beberapa pihak menilai bahwa pernyataan Gus Miftah cenderung mengabaikan konteks struktural yang dihadapi oleh penjual kecil di Indonesia, seperti persaingan usaha yang ketat, ketidakstabilan harga bahan baku, serta kurangnya akses terhadap pasar yang lebih luas. Ucapan yang tidak disertai dengan konteks yang memadai juga berisiko memunculkan polarisasi di masyarakat. Beberapa pihak mungkin merasa bahwa komentar tersebut tidak adil atau tidak sensitif terhadap kondisi sosial tertentu, seperti kesenjangan ekonomi atau perjuangan masyarakat kecil.

Peran Publik Figur dalam Menjaga Kepercayaan Masyarakat 

Sebagai tokoh yang memiliki pengaruh besar, publik figur perlu memahami dampak dari setiap ucapan yang mereka sampaikan. Dalam kasus Gus Miftah, penting untuk memastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan tidak hanya bersifat inspiratif tetapi juga inklusif dan mempertimbangkan berbagai perspektif masyarakat. Kepercayaan masyarakat terhadap publik figur tidak hanya dibangun dari popularitas, tetapi juga dari kemampuan mereka untuk menunjukkan empati dan kepedulian terhadap isu-isu sosial. Ucapan yang bijaksana dan kontekstual dapat menjadi alat yang kuat untuk mempersatukan dan memotivasi masyarakat.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun