"Saya merasa pengalaman ini sangat penting karena kita jadi lebih paham bagaimana cara bertindak cepat dan tepat ketika bencana terjadi. Semoga kegiatan ini bisa dilakukan secara rutin," ujar Gaisya, Ketua MPK SMAN 1 Lawang.
Dukungan dari Pihak Sekolah
Mahasiswa asistensi mengajar jurusan lain, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan siswa dalam mengadakan acara ini merupakan langkah yang sangat positif untuk membangun budaya sadar bencana di sekolah.
"Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual yang tidak hanya memberikan teori tetapi juga praktik. Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena manfaatnya sangat besar untuk seluruh warga sekolah," ujarnya.
Senada dengan itu, beberapa guru mata pelajaran geografi, menyatakan bahwa kegiatan ini mampu meningkatkan kepedulian siswa terhadap risiko bencana. "Kesiapsiagaan merupakan hal yang sangat penting, apalagi Indonesia berada di wilayah rawan gempa. Dengan adanya kegiatan ini, saya yakin para siswa akan lebih siap menghadapi situasi darurat," ungkapnya.
Harapan dan Kelanjutan
Rangkaian kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk mengadakan program serupa. SMAN 1 Lawang juga berencana menjadikan simulasi bencana sebagai agenda tahunan agar kesiapsiagaan tetap terjaga.Â
Dengan berakhirnya rangkaian kegiatan ini, warga SMAN 1 Lawang kini lebih siap dan sigap menghadapi potensi bencana gempa bumi. Kolaborasi antara mahasiswa, guru, dan siswa ini menjadi bukti bahwa pendidikan berbasis aksi nyata mampu menciptakan dampak yang signifikan, tidak hanya bagi sekolah tetapi juga bagi Masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H