Mohon tunggu...
Irfan Arba
Irfan Arba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terimakasih sudah mampir, Jangan lupa tinggakan jejak pada tulisan tulisan saya Salam Kenal Semuanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Usaha Lele Rumahan Tetap Bertahan Meski Ekonomi Mengkhawatirkan

26 Juni 2021   09:45 Diperbarui: 26 Juni 2021   09:48 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama Pak Asmanto di depan kolam lele pertamanya (Dokpri)

Sore itu ketika berkunjung ke kediamannya di Karanggayam Bantul, Pak Manto, nama sapaan yang biasa dipanggil dan dikenal oleh warga sekitar dengan panggilan tersebut. Saat itu sedang membereskan peralatan peralatan untuk berternak lele. Sembari membersihkan alat alat untuk menjaring ikan ikan lele. Setelah menyelesaikan bersih bersih singkatnya, Pak Asmanto pun duduk sambil mengamati kolam lelenya kemudian bercerita sedikit.

Usaha budidaya ikan lele ini sudah ia tekuni sudah lumayan lama, bermula dari iseng iseng memelihara ikan hias dan ikan lele dalam jumlah kecil kecilan, maka Pak Asmanto berinisiatif untuk sekalian merintis usaha ikan lele tersebut. Di awal tahun 2000-an tepatnya, berbekal modal dari tabungan serta meminjam dari kawannya, Ia mulai membuka usaha ternak lele rumahan.

"Iya Mas, sekitar tahun 1999-2000 an saya mulai berani untuk membuka bisnis kecil kecilan ini, daripada hanya hobi memelihara ikan tetapi tak mendapatkan pemasukkan, kan engga enak juga sama orang tua kala itu kalau cuman minta uang untuk senang senang" ujarnya sambil mengingat ingat masa lalunya

Empat Kolam di depan rumah berukuran 2 X 2 Meter di depan rumah menjadi pertanda awal Pak Asmanto dalam merintis usahal ikan lele ini. Karena dengan berjalanan waktu permintaan dari konsumen maupun pedagang semakin tinggi, akhirnya Pak Aswaja menambah kapasitas kolam agar ketersediaan ikan lele yang siap panen maupun siap jual menjadi tercukupi. Selain itu menambah efektifitas dalam berjualan, Pak Asmanto juga mengajak satu orang temannya untuk ikutt membantu dalam pengoperasional setiap harinya. Penambahan jumlah SDM ini juga tentunya akan memudahkan dalam penjualan maupun distribusi ikan lele.

Pak Asmanto bahkan sempat bekerjasama dengan para pedagang lele di wilayah Wates, Godean dan sekitarnya untuk memenuhi keutuhan konsumen yang terus melonjak seiring berjalannya waktu. Para pedagang di pasar pasar Bantul maupun para pedagang lele lesehan di malam hari, 

"Empat Kolam di depan sana itu merupakan saksi bisu saya memulai usaha ikan lele ini, Alhamdulillah seiring berjalannya akhirnya juga bisa menjadi sumber penghasilan" katanya sambil menunjuk dua kolam ikan lele pertamanya.

Empat kolam pertama bapak, Saksi bisu awal perjuangan budidaya Ikan Lele (Dokpri)
Empat kolam pertama bapak, Saksi bisu awal perjuangan budidaya Ikan Lele (Dokpri)
Akhir Tahun 2015 an, Beliau menambah jumlah tampungan ikan lele lagi dengan menyewa lahan di depan rumahnya dan membuat beberapa kolam lele menggunakan sistem terpal/karpet biru semacamnya, hal ini juga tentunya menambah stok persedian ikan lele yang tersedia dan juga kepercayaan para konsumennya, di tahun yang sama juga ia juga dibantu oleh anaknya yang diajari otodidak cara budiaya lele.

Rentang waktu antara 2014-2018 menjadi waktu yang cukup sukses bagi Pak Asmanto, beliau berhasil menambah kapasitas penampungan ikan lele serta meluaskan jaringan untuk suplai ikan lele sampai ke kabupaten sebelah.

Namun pada tahun 2019 ujian datang, bahkan seluruh dunia merasakan termasuk para UMKM sama halnya dengan Pak Asmanto dan usaha ikan lele nya ini. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa wabah Covid-19 melanda dan melumpuhkan berbagai sektor, termasuk sektor ekonomi. Usaha ikan lele ini pun berhenti sementara dan menjadi terhambat.

"Waktu awal awal pandemi Covid-19 itu, usaha lele ini sempat berhenti sementara karena para pedagang di pasar berhenti berjualan karena bingung juga mau suplai kemana dan juga serta konsumen lain hanya beberapa yang membeli di saya, pokonya awal awal pandemi itu masa masa sulit" ungkap Pak Asmanto sambil membuka memori setahun silam ketika pandemi Covid-19 sudah dinyatakan masuk ke Indonesia.

Namun Pak Asmanto tak menyerah begitu saja dengan keadaan, beliau memikirkan cara dan ide kreatif agar bisa tetap membuat dapur mengepul dan menyambung hidup. Melihat ikan ikan lelenya yang masih banyak di kolam penampungan karena menurun drastis permintaan dari pedagang pasar maupun pedagang lele lesehan atau konsumen biasa, Akhirnya Pak Asmanto mempunyai cara lain untuk  bisa tetap memasarkan lele peliharaanya tersebut.

"Saya sempat bingung ketika melihat lele lele yang masih di dalam kolam lumayan banyak, tapi istri memberikan ide menarik untuk mengolah lele  menjadi makanan siap masak ataupun lele goreng siap makan, akhirnya kita olah menjadi hal lain" kata bapak sambil membenahi posisi duduknya.

Di tengah macetnya roda perekonomian, akhirnya Pak Asmanto dengan bantuan saran dari Istrinya mulai kembali berjalan pelan untuk menggerakan roda ekonomi keluarganya, mengolah lele peliharaanya agar masih bisa menjangkau pemasaran di kala pandemi pada saat ini.

Lele Bumbu, salah satu gebrakan inovasi Pas Asmanto dalam bertahan di kala macetnya pemasukkan (Dokpri)
Lele Bumbu, salah satu gebrakan inovasi Pas Asmanto dalam bertahan di kala macetnya pemasukkan (Dokpri)

Ikan Lele yang biasanya dijual mentahan kini mulai diubah sedikit, Bersama sang Istri Pak Asmanto juga mulai mengolah ikan lele tersebut menjadi lauk siap saji dengan menyediakan lele dalam bentuk yang sudah matang, ataupun lele yang setengah matang alias hanya berupa lele yang sudah dibumbui dan tinggal di goreng di rumah oleh para konsumen. Perlahan tapi pasti Inovasi baru ini menjadi alternatif lain Pak Asmanto dalam bertahan di masa pandemi.

Walau omzet yang didapatkan dari berjualan lele siap saji maupun lele setengah matang dengan bumbu tidak sebanyak saat brjualan ikan lele mentah pada masa sebelum pandemi berada, namun Pak Asmanto tetap bersyukur dengan apa yang ia dapat karena merupakan rezeki.

"Untuk omzet sendiri, walaupun sudah dibantu dengan cara lain seperti ini, jual matengan atau lele bumbu sebenanrnya juga tidak sebanyak dulu, mungkin hanya dapat keuntungan bersih paling mentok 60-75%,, kalau untuk pemasaran juga ini masih sama seperti dulu, dengan di suplai ke warung warung sayur dan juga dari mulut ke mulut" kata Pak Asmanto

lele-jadi-60d6929a06310e056028f862.jpg
lele-jadi-60d6929a06310e056028f862.jpg
Salah satu bentuk inovasi lain adalah dengan menjual Lele siap saji sebgai lauk makan (Dokpri)

Dengan bantuan sang Istri, kini Pak Asmanto tetap bisa masih bertahan di masa masa sulit seperti ini, dengan Inovasi baru dengan olahan lain, perlahan Bapak dua anak ini masih bisa memutar kembali roda perekonomian walau ekonomi mengkhawatirkan. Pemasaran via online dengan bantuan gagdet yang dimiliki cukup membantu dalam menyebarkan dagangan lele ini.

 "Berani berinovasi dan kreatif kuncinya mas, asalkan berani untuk mencoba pasti disitu ada jalan, perlahan tapi pasti Insha Allah pintu rezeki akan mengalir, walau pemasukkan belum sebanyak dulu tetapi tetap harus bersyukur masih bisa untuk menghidupi anak istri di masa masa sulit seperti ini, Jangan selalu menyerah dan selalu cari jalan keluar di setiap masalah yang ada" Begitu pesan Pak Asmanto untuk para kawula muda terutama para UMKM yang tetap bertahan.

Kini usaha lele rumahan ini kembali berjalan untuk memutar roda perekonomian, beberapa pedagang di Pasar Bantul juga mulai berjualan lagi dan disuplai langsung, selain itu beberapa pedagang lele lesehan malam juga menjadi konsumen. Namun penjualan lele siap saji maupun lele bumbu masih tetap dilanjutkan karena sekarang menjadi alternatif lain dalam sumber pemasukkan.

Saya bersama Pak Asmanto di depan kolam lele pertamanya (Dokpri)
Saya bersama Pak Asmanto di depan kolam lele pertamanya (Dokpri)

UMKM Hebat, UMKM Kuat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun