"Gue Dylo, kita pernah ketemu di acaranya Dea"
Cila berusaha keras mengingat kejadian beberapa bulan lalu, saat itu acara launching produk terbaru dari brand milik temannya itu. Ada begitu banyak orang dan Cila masih belum menemukan sedikit kepingan memori di dalam otaknya mengenai Dylo. Mungkin karena terlalu banyak orang yang datang kesana, dan terlalu banyak yang dikenalkan oleh Dea mmebuat Cila sulit mengingat sosok Dylo.
"Sori, gue beneran ga inget" ucap Cila
"Ga apa-apa, kenalan lagi aja kalo gitu. Gue Dylo, tetangga Dea dulu"
"Cila, hmm.. kayaknya gue mulai-mulai inget deh, lo yang perform di acara Dea kan?"
Dylo mengangguk sembari tersenyum lega, "By the way, lo sendirian aja nih?"
"Iya, abis ngaudit tadi terus bingung mau ngapain, ya udah, gue kesini aja, lo?"
"Gue, lagi ada yang mau dibeli sih, mau beli pensil warna sama drawing book."
Percakapan Cila dan Dylo terus berlanjut dan mengalir begitu saja hingga mereka selesai dengan urusannya masing-masing di toko buku tersebut. Â
"Eh, Lo, gue minta nomor WA lo dong, ya kalo boleh sih" kata Cila
Dylo tertawa "Lo, percaya ga, gue juga kepikiran hal yang sama, tapi keduluan lo"