"Hai Ben, maaf aku telat, tadi banyak banget yang butuh pendampingan. Aku datang sama Dina nih"
"Hai Ben" Sapa DinaÂ
"Ini aku bawain bunga kesukaan kamu. Dapet salam dari mama, katanya udah lama ga ketemu kamu, jadi kangen" Aku dan Dina menundukkan kepala sejenak, larut dalam doa masing-masing. "Ben, mungkin minggu depan mama mau kesini, tenang aja nanti aku temenin kok. OÂ ya Ben, banyak banget yang pengen aku ceritain ke kamu, tapi jangan hari ini ya aku ngantuk dan laper banget.
"Pulang dulu ya Ben" kataku dan Dina berbarengan. Kebetulan tidak jauh dari sana ada sebuah cafe yang sangat sering aku kunjungi, jadi kami memutuskan untuk melepas penat dan mengisi perut yang sudah keroncongan sedari tadi.
"Wel, it's been 5 years since he's gone"Â
"I know, but still, it's been a while for me. Rasanya kaya baru kemarin dia pergi ninggalin kita semua disini. it's still hurt inside" kataku "But don't worry i can handle this"
"Tapi kamu ga harus blaming yourself"
"I'm not, Din. i'm just not ready taking serious relationship yet"
"I know you do realize, Ben has gone. Tapi kamu ga bisa ikhlasin dia. Aku tau kamu bisa, tapi kamu ga mau ngelakuinnya"
"I'm trying to healing myself, Din. Trust me" kataku terisak
"Aku percaya Wel, tapi aku ga liat usaha dari kamu buat sembuh" aku terdiam "Kamu tau ga, kenapa orang yang kita dampingi itu bisa sembuh total? karena ada kemauan dari diri mereka. Setelah itu mereka percaya sama kita."Â