Mohon tunggu...
Arayu
Arayu Mohon Tunggu... Lainnya - writer

Dare to dream and reach it!!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa Penghabisan

23 Agustus 2017   01:05 Diperbarui: 23 Agustus 2017   08:44 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"A..a...aku ga tau harus bersikap gimana sekarang. Kamu ga ada kabar 5 hari, aku pikir kamu udah milih dia daripada aku. masalahnya uang tabunganku udah aku depositoin" Entah kenapa Rindu merasa mungkin dia harus menyiapkan dada yang lapang karena kalimat selanjutnya dari Dafa pasti akan sangat menyakitkan untuk ia dengar, Rindu menarik napas panjang seraya berucap "Daf, deposito masih bisa diurus, tenang jangan panik"

"Oke, itu bisa diurus, tapi ada satu masalah besar lagi... aku udah jadian sama Caca. Ga mungkin aku mutusin dia, dia udah baik banget sama aku. Waktu aku terpuruk karena mikirin kamu lebih milih Arif daripada aku, dia yang nenangin aku, yang menghibur aku.. Seengganya aku perlu waktu untuk coba mutusin dia. tolong kamu ngerti"

Sebagai wanita, ada ketakutan yang teramat besar merasuk ke dalam hatinya. Kejadian ketika Dafa memutuskannya secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas lalu memilih wanita lain dulu, terngiang kembali dalam ingatan Rindu. Ia merasa kali ini pun akan sama. Rindu merasa Dafa tidak akan pernah kembali untuknya. Walaupun begitu dia tetap bertahan dan memperjuangkan apa yang seharusnya ia perjuangkan.

Menunggu Dafa hanya membuat hatinya kembali hancur menjadi ratusan bahkan mungkin ribuan keping. Rindu sadar bahwa mempertahankan orang yang memang tidak ingin bersamanya lagi hanya membuat luka di hatinya semakin dalam. Banyak sekali pertanyaan yang tidak terjawab tapi dia memilih untuk tidak mempertanyakannya kembali. Rindu memilih jalan lain, meninggalkan Dafa dengan perempuan yang Dafa pilih, untuk kesekian kalinya. Bukan karena dia tidak mau berjuang, tapi memperjuangkan orang yang  tidak mau diperjuangkan adalah hal yang sia-sia. 

Rindu belajar kembali memaafkan Dafa. Memaafkan semua yang Dafa lakukan kepadanya. Proses ini sudah pernah ia lewati dan akan lebih mudah, pikirnya. Kenyataannya, tidak ada yg lebih mudah walaupun hal tersebut sudah terjadi berulang kali. Rindu cuma manusia biasa yang punya rasa kecewa. Kecewa karena Dafa sudah mempermainkan kepercayaan yang sudah dia dan orangtuanya kembali berikan. Kenapa dia harus mengalami hal yang sama dengan orang yang sama lagi dan lagi? Tapi dia punya Tuhan yang menguatkan dia, meluluhkan amarahnya untuk kembali memaafkan Dafa. Ia juga bersyukur selalu dikelilingi oleh teman-teman yang selalu memberikannya semangat, hingga ia merasa merelakan Dafa jauh lebih melegakan dibanding mempertahankannya. 

***

Rindu dan Nurul sedang menikmati Caramel Machiato yang mereka beli dari saah satu gerai kopi ketika ada pesan masuk dari orang yang ia sangat kenal

"Assalamu'alaikum, Rindu. Apa kabarnya sayang, ibu udah lama ga denger kabar kamu. Kalau Rindu ada waktu, boleh kan ibu telepon rindu?"

Rindu tersenyum melihat layar handphonenya, mungkin ibu mau nyampein berita gembira, mungkin Dafa mau menikah, begitu pikirannya. dia langsung membalas pesan dari Ibu Dafa. "Wa'alaikumsalam, Ibu, alhamdulillah kabar Rindu sehat wal'afiat. iya boleh ibu, kebetulan Rindu lagi istirahat makan siang. Tidak lama handphone Rindu bergetar tanda ada panggilan masuk.

"Assalamu'alaikum Rindu, sebelumnya ibu minta maaf banget sama kamu, sama keluarga kamu juga. Ibu ngerasa kamu tuh udah baik banget sama ibu dan keluarga. Ibu mohon sama kamu tolong jangan benci sama ibu, bapak, juga tolong maafin Dafa. walaupun ibu tau ibu udah ga pantes minta apa-apa lagi dari kamu. Ibu rasa maaf juga ga pantes ibu dapetin karena kesaahan anak ibu sama kamu." suara Ibu Dafa terdengar menahan tangis

"Loh kenapa ibu minta maaf, Rindu ngerasa ibu ga punya salah sama Rindu. Rindu itu beneran sayang sama ibu, bapak, dan adik-adik bukan cuma sayang sama Dafa aja. Cuma kan Rindu emang mungkin ga jodoh sama Dafa, mungkin garisnya emang cuma kadi temen, bu. Rindu udah maafin kok semua salah Dafa"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun