"Dan mengapa kau juga suka hujan?"
"Karena hujan itu rahmat. Kau tahu, kata ayahku, aku lahir tepat pada saat hujan pertama sehabis kemarau. Ia berkata, aku datang diiringi rahmat Tuhan setelah kekeringan yang panjang melanda kota kita.
Igo tersenyum pada gadis disampingnya, "Karena itulah ayahmu kemudian menamaimu Petrichor"
Gadis itu terkejut, tidak banyak yang tau arti namanya, pupil matanya membesar. Entah mengapa hatinya begitu riang ada yang mengerti tentang namanya.
"Dari mana kau tahu arti namaku?"
"Ayahku, ia juga sangat menyukai bau tanah sehabis hujan. Konon selama musim kemarau bunga-bunga dan tanaman lainnya mengeluarkan minyak dan ketika hujan turun, minyak itu terlepas ke udara sehingga menghasilkan bau unik yang menyegarkan yang kemudian di sebut Petrichor"
Petrichor semakin mengagumi Igo, laki-laki yang selalu penuh kejutan. Selalu ada yang membuatnya terkagum-kagum...
**
Igo tak pernah bosan memperhatikan gadis ini, Petrichor jauh dari kata cantik namun baginya gadis ini begitu menarik. Gadis aneh, namun membuatnya begitu penasaran. didekatnya, Igo selalu bisa tertawa. Seperti saat ini, ia begitu ingin waktu berhenti. Ia hanya ingin menikmati waktunya bersama gadis ini sedikit lebih lama lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H