PENDAHULUAN
      Pertumbuhan penduduk masih menjadi permasalahan yang dihadapi hampir di seluruh negara berkembang, Penyebab tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia salah satunya adalah tingginya tingkat kelahiran atau fertilitas. Fertilitas merupakan suatu proses terlepasnya janin dari rahin seorang ibu dengan adanya tanda-tanda kehidupan seperti menangis, bernafas, terdapat denyut jantung, dan lain-lain. Tingginya tingkat fertilitas di suatu wilayah memiliki dampak negatif seperti terjadinya ledakan penduduk, lahan yang semakin berkurang, bahkan menyebabkan kekurangan bahan makanan, meningkatnya angka kriminalitas.
      Davis and Blake dalam The Social Sciene Encylopedia, dijelaskan bahwa terdapat 11 variabel yang dikelompokan menjadi 3 tahap reproduksi yang mempengaruhi fertilitas. Intercouse variabels atau tahap hubungan kelamin adalah umur pertama kali melakukan hubungan sekslual, status membujang permanen, status kawin, abstinensi sukarela, abstinensi terpaksa, dan frekuensi hubungan seks. Variabel anConception) yaitu fekuinditas atau infekuinditas yang disengaja dan yang tidak disengaja, dan pemakaian alat kontrasepsi. Variabel antara yang berhubungan dengan tahap kehamilan (gestasion) yaitu aborsi yang disengaja dan yang tidak disengaja.
PENJELASAN
Apa itu Fertilitas?
      Fertilitas merujuk pada kemampuan individu atau pasangan untuk menghasilkan keturunan. Dalam konteks demografi, fertilitas sering diukur dengan tingkat kelahiran dalam suatu populasi, yang menggambarkan jumlah anak yang dilahirkan oleh perempuan dalam usia subur (biasanya antara 15 hingga 49 tahun). Fertilitas ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan.
Apa penyebab Fertilitas?
      Faktor Biologis yaitu pada sisi kesehtan reproduksi seperti kondisi fisik, seperti gangguan hormon atau masalah lainnya, dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melahirkan. Usia juga akan mempengaruhi. Faktor sosial dan ekonomi juga mampu menyebabkan fertilitas terjadi pada sisi pemahaman mengenai kelahiran, pendapatan yang kurang, dan pekerjaan karena seringkali karier menunda kelahiran. Faktor kultural dan agama dapat menyebabkan terjadinya fertilisasi karena norma sosial yang berlaku dan juga perintah agama. Faktor pemerintah juga memiliki pengaruh yang besar bagi fertilitas, seperti contoh kebijakan program KB dan pengendalian angka kelahiran dan terkadang akses pada layanan kesehatan pemerintah tidak sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi.
Apa saja dampak fertilisasi?
      Dampak fertilisasi sangatlah besar terhadap beberapa hal diantaranya, jumlah penduduk yang akan melonjak tinggi ataupun berkurang, beban ekonomi yang akan bertambah, kesehatan ibu dan anak yang kondisinya masih terbilang muda, fertilitas yang tinggi menyebabkan dampak kepada tekanan sumber daya alam yang akan semakin banyak.
KESIMPULAN
      Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi fertilitas, diantaranya umur ibu, tingkat pendidikan, umur kawin pertama, pendapatan,pendapat suami, jumlah anak ideal, jumlah anggota keluarga, dan penggunaan alat kontrasepsi. Diharapkan bagi pemerintah dan petugas pelayanan kesehatan dapat melakukan pengembangan program layanan kepada masyarakat yang bertujuan untuk pengaturan fertilitas atau jumlah anak yang dilahirkan. Beberapa upaya yang dapat dilakukan seperti meningkatkan akses pelayanan kesehatan, memberikan kemudahan bagi petugas lapangan untuk berhubungan dengan masyarakat, meningkatkan pelayanan konseling, penyuluhan terkait KB, sehingga sasaran Program Kependudukan, Keluarga Berencana (KB), dan Pembangunan Keluarga memperoleh informasi yang edukatif mengenai penjarangan dan pembatasan kelahiran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H