Reaksi pertama yang dirasakan penulis adalah rasa lapar, selain nyeri pada bahu kiri di tangan yang divaksinasi. Karena tidak ada reaksi alergi setelah 30 menit, penulispun beranjak pulang. Sesampai di rumah, reaksi berikutnya adalah mengantuk, kepala mulai berdenyut sakit dan tubuh mulai terasa demam.Â
Saat itu, ada keinginan untuk meminum obat demam, namun ada baiknya mencari tahu, apakah dibolehkan meminum obat setelah di vaksin. Untuk memberi sedikit kekuatan pada tubuh dan pikiran, cukup meminum satu sendok madu, agar bisa mengedit satu berita siaran pers dari Pemprov Kalsel yang masuk di WhatsApp, dan menunda membuat ulasan tentang kegiatan vaksinasi wartawan, hingga reaksi vaksinasi mereda.
Ternyata, dibolehkan meminum obat sakit kepala atau pereda demam, tapi apabila syaratnya terpenuhi dan harus berkonsultasi dengan dokter. Daripada repot dan keadaan masih tidak terlalu kritis, rasanya lebih baik dibawa istirahat saja.
Berdasarkan beberapa sumber menjelaskan, bahwa Vaksin Covid-19 memang bisa menimbulkan efek samping, selain alergi. Reaksi setelah vaksinasi bisa berbeda tiap orang, namun sebatas reaksi wajar dan ringan.
Efek samping tersebut merupakan respons tubuh ketika vaksin sedang menjalankan tugasnya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Namun, tak perlu khawatir sebab efek samping yang muncul pada umumnya seperti kelelahan, nyeri, lemas, merasa lapar, mengantuk, sakit kepala, hingga demam. Selain itu, risiko alergi atau reaksi parah dari Vaksin Sinovac rendah. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menyebut reaksi KIPI Vaksin Sinovac berada di bawah 1 persen.
Efek samping sering kali terjadi satu hari setelahnya. Efek samping setelah divaksin Covid-19 seharunya tidak bertahan lebih dari 48 jam dan mereda seiring berjalannya waktu.
Staff bagian Keamanan Obat dan Vaksin Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) Ayako Fukushima memberi penjelasan mengenai efek samping atau reaksi setelah vaksinasi Covid-19 melalui akun Twitter @WHO. Dia menjelaskan gejala umum yang terjadi, serta tindakan yang dilakukan bila mendapati gejala yang cukup parah.
"Ketika Anda divaksinasi, beberapa efek samping adalah hal normal dan sudah diperkirakan. Ini menandakan bahwa tubuh Anda sedang membangun perlindungan terhadap virus," kata Fukushima.
Fukushima menjelaskan beberapa reaksi umum yang terjadi setelah vaksinasi. Reaksi umum tersebut, meliputi Nyeri atau kemerahan di sekitar tempat suntikan Demam ringan Kelelahan Sakit kepala Nyeri otot atau sendi. Ia menjelaskan bahwa reaksi umum ini hanya berlangsung kurang dari seminggu. Bila lebih dari seminggu efek samping tidak juga hilang, maka perlu segera menemui layanan kesehatan.
Ada syarat tertentu seseorang boleh minum obat penurun demam pasca disuntik vaksin, yaitu jika suhu tubuhnya 38 derajat celcius. Namun, obat seperti paracetamol harus diminum sesuai dosis. Bila mengalami demam tinggi selama tiga hari berturut-turut atau mengalami masalah pernapasan, nyeri dada, dan mengi. Ini bukan efek samping yang diharapkan dan membutuhkan perhatian medis.
Dari sumber lain, menyebutkan bahwa adanya efek samping menandakan sistem kekebalan tubuh sedang memberikan respons terhadap vaksin. Namun bukan berarti mereka yang tidak mengalami efek samping, sistem kekebalan tubuhnya tidak bekerja. Setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap vaksin, tergantung dari kondisi tubuhnya.