Mohon tunggu...
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

A.Rahman Al Hakim, nama pena ARAska ARASKata ARASKA Banjar. Profesi Jurnalis di Kalsel, Pelaku seni, Aktivis Lingkungan dan Aktivis Seni Budaya Sosial Pendidikan, serta menjadi Terapis di Lanting Banjar Terapi. Domisili di Banjarmasin, Kalsel. Facebook araska araskata. Email araska.banjar@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jurnalis Kalsel, Ayo Bevaksin Barataan

12 Maret 2021   09:34 Diperbarui: 12 Maret 2021   09:45 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data peserta vaksinasi hari pertama yang dikirimkan melalui WhatsApp oleh pengurus PWI Kalsel yang juga selaku panitia vaksinasi terhadap wartawan, ada sekitar 36 media massa yang terdiri dari media cetak, televisi, radio, dan online. Selain itu ada pula dari Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) dan pengurus PWI Kalsel. Jumlah peserta vaksin yaitu 180 orang yang terdiri dari pria dan wanita.

Sepanjang pelaksanaan vaksinasi, ada satu momen yang ditunggu, akan tetapi ternyata terlihat tidak ada wartawan yang takut atau fobia terhadap jarum suntik, seperti yang terjadi di daerah atau provinsi lain di Indonesia. Walau pun, ada beberapa yang mengaku gugup.

Usai pelaksanaan vaksinasi, penulis berbincang dengan Ketua PWI Kalsel, Zainal Hilmi. Menurutnya, peserta vaksinasi wartawan yang terdata (mendaftarkan diri) ada 370 orang, termasuk istri-istri wartawan sekitar 20 orang. Kegiatan dibagi menjadi 2 tahap, tahap pertama pada Rabu, 10 Maret 2021, dan tahap kedua pada Jum'at, 12 Maret 2021. Pembagian tahapan bertujuan agar tidak terjadi penumpukan.

Vaksin yang digunakan adalah Vaksin Sinovac. Peserta vaksinasi wartawan tidak hanya dari Banjarmasin, namun ada beberapa yang dari Banjarbaru.

"Nanti yang di kabupaten, sebagian sudah ada yang divaksin, yang belum kita mintakan datanya supaya dimasukan ke dinas kesehatan kabupaten masing-masing," ucapnya.

Zainal Hilmi melanjutkan, wartawan peserta vaksin yang tensinya tetap tinggi pada hari pertama, akan kembali diikutsertakan pada vaksinasi hari ke dua. Dan apabila pada proses pemeriksaan kesehatan (skrining) hari kedua tetap tidak bisa di vaksin, karena tensinya tetap tinggi, akan dirujuk untuk di vaksin ke rumah sakit.

"Nanti kita sampaikan ke dinas kesehatan, apakah mereka nanti ikut di rumah sakit, baik itu rumah sakit Ansari Saleh atau rumah sakit Ulin, hari ini ada sekitar 6 orang yang karena gula darah, tensinya tinggi di atas 180," ujarnya.

Sepengetahuan penulis, tidak semua wartawan di Banjarmasin atau Banjarbaru yang mendaftarkan diri untuk di vaksin, dan menanyakan kepada Ketua PWI Kalsel bagaimana penyelesaiannya. Untuk keadaan ini, Zainal Hilmi menghimbau para wartawan tersebut, agar tetap datang ke PWI Kalsel, atau nanti akan dirujuk pula untuk di vaksin ke rumah sakit.

"Kawan-kawan yang penting datang saja ke PWI, kalau memang masih ada kuota vaksin, tetap kita layani, karena kita ini berbagi dengan organisasi lain, jatah kita 370 (yang sudah mendaftar), sedangkan vaksinasi tahap kedua, akan dilaksanakan 14 hari kemudian setelah vaksinasi tahap pertama, kawan-kawan meminta penyuntikan kedua tetap di PWI," ungkapnya.

Setelah di vaksin, penulis diminta petugas kesehatan agar tidak meninggalkan area vaksinasi selama 30 menit. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Sederhananya, KIPI merupakan efek samping yang mungkin terjadi setelah pasien mendapatkan suntik vaksin virus corona. Semua penyuntikan vaksin akan melakukan hal ini demi memantau ada atau tidaknya efek samping.

Reaksi atau efek samping yang dimaksud umumnya adalah alergi. Untuk menunggu apakah ada reaksi alergi atau tidak, petugas membutuhkan waktu 15-30 menit. Kalau reaksi alergi muncul, misalnya ruam kemerahan, gatal-gatal, sesak napas, sampai lidah baal, petugas akan memberikan suntikan antihistamin. Jadi, itulah alasan kenapa tidak boleh langsung pulang setelah divaksin. Tujuannya, untuk melihat efek Vaksin Covid-19 atau lebih tepatnya efek samping berupa alergi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun