Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. (Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 4, mengenai hak dan kewajiban dalam pendidikan dan kebudayaan)
Melihat perkembangan dan peningkatan dunia pendidikan di Provinsi Kalimantan Selatan (Prov Kalsel), memang masih banyak persoalan pendidikan di Banua ini yang masih memerlukan perbaikan, terutama masalah anggaran pendidikan.
Tidak hanya itu, persoalan pendidikan juga semakin bertambah dengan adanya pandemi Covid-19 dan lagi-lagi persoalan ini pun terkait dengan anggaran pendidikan. Karena sebagian anggaran pendidikan dialokasikan untuk penanganan wabah Covid-19.
Periode masa kepemimpinan Sahbirin Noor bersama Rudy Resnawan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalsel memang mendekati akhir, karena pada 9 Desember 2020 akan dilaksanakan pemungutan suara, sekaligus penghitungan suara untuk pemilihan gubernur Kalsel periode selanjutnya.
Setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin punya caranya sendiri-sendiri. Â Mungkin kalimat inilah yang menjadi dasar dari sambutan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Prov Kalsel, Yusuf Efendi, untuk mewakili Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor, yang berhalangan hadir membuka Kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola SMK Tahun 2020, di Hotel G'Sign Banjarmasin, pada Selasa sore, 15 September 2020.
Sebelumnya, pada laporan kegiatan yang disampaikan Kepala Bidang SMK Disdikbud Prov Kalsel, Samsuri, mengatakan bahwa  Bimbingan Teknis Tata Kelola SMK Tahun 2020, adalah dalam rangka upaya meningkatkan mutu pendidikan di Kalsel, mulai dari bidang pengelolaan sarana dan prasarana, serta bidang-bidang lainnya. Peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) ada 127 orang, berasal dari kepala sekolah SMK negeri maupun swasta yang ada di Kalsel, dan akan berlangsung dari 15-17 September.
Karena Bimtek dilaksanakan pada masa pandemi covid-19 maka ia berpesan, "Semoga peserta dapat mengikuti kegiatan sebaik-baiknya dan menjaga protokol kesehatan," ucapnya.
Usai laporan kegiatan dari Samsuri, saatnya Kadisdikbud Prov Kalsel, Yusuf Efendi, dalam sambutannya menyampaikan jawaban atas permasalah dunia pendidikan yang terjadi di Kalsel, selam masa kepemimpinan Sahbirin Noor yang akrab di sapa Paman Birin. Dari permasalahan pembangunan sekolah, peningkatan honor guru non PNS, kurangnya jumlah guru, hingga permasalahan kuota internet untuk siswa didik.
Menurutnya, pendidikan di Kalsel secara bertahap tapi pasti terus bergerak meningkat, agar meningkat secara kuantitatif maupun kualitatif, maka tentu dibutuhkan dukungan politikal wil dari kepala daerah. Ia bersyukur, di masa kepemimpinan Paman Birin, ada beberapa program yang barangkali tidak dimiliki oleh berbagai provinsi di indonesia, tetapi menjadi ciri khas Prov Kalsel.Â
Tiap provinsi di Indonesia menerima bantuan pembiayaan dari APBN untuk satuan pendidikan, tapi tidak semua provinsi mendukung proses tersebut melalui APBD nya. Ini menunjukkan bahwa di bawah kepemimpinan Paman Birin, sangat peduli dengan dunia pendidikan di Kalsel.
"Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) besarannya 94 milyar, kalau 94 milyar ini dikembangkan untuk kepentingan lain, barangkali banyak hal yang bisa kita perbuat, tapi yang lebih penting adalah mendukung satuan pendidikan," tegasnya.