Mohon tunggu...
Muhammad Abrar Alfarisi
Muhammad Abrar Alfarisi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa dari universitas yang ada dibandung, ketertarikan saya adalah hal-hal mengenai film dan juga editing.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Bidan untuk Membantu Banyak Orang

8 Desember 2023   16:22 Diperbarui: 8 Desember 2023   17:10 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkenalkan dia adalah Teten, nama lengkapnya adalah Teten Permata Sari AR. Dia merupakan seorang Wanita yang mempunyai tujuan yang mulia, yang akan berjasa kepada para ibu-ibu hamil nantinya. Seorang Wanita yang berkuliah dengan mengambil jurusan kebidanan dengan nilai IPK yang tinggi, ia berharap agar profesinya kelak dapat membantu ibu-ibu hamil diluaran sana.

Dia memulai karirnya di umur 25 untuk menjadi seorang bidan. Sekarang Ia telah menikah dan menjadi seorang ibu serta karuniai 3 anak yaitu 2 pria dan 1 wanita. Dia Teten sangat mensyukuri hal tersebut bersama suami nya yang berprofesi sebagai PNS mereka membangun keluarga kecilnya dengan bahagia.

Berkarya dalam dunia kebidanan memberi Teten pengalaman yang tak terlupakan. Saat langkah pertama Teten menyusuri lorong-lorong kehidupan yang dipenuhi rona kegembiraan dan keberanian, hati ini terpanggil oleh panggilan tak terlukiskan. Sungguh, menjadi seorang bidan bukanlah sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa yang menghubungkan Teten dengan keajaiban kehidupan itu sendiri.

Saat Teten merintis perjalanan ini, antusiasme membara seperti bara api yang tak pernah padam. Setiap langkah membawa Teten pada momen-momen suci, momen keberanian wanita dalam menapaki kehamilan hingga fase nifas. Ada getaran tak terucapkan saat pertama kali Teten saksikan senyuman seorang ibu yang baru melahirkan. Ia bukan hanya tentang kehadiran fisik, tetapi lebih dari itu; itu adalah tentang keajaiban yang mengalir dalam tiap hela napas dan setiap denyut nadi yang menjadi saksi kehadiran kehidupan baru.

Dalam setiap detiknya, Teten terpesona oleh kekuatan wanita. Bagaimana tubuh mereka menjalani perubahan luar biasa demi mendukung kehidupan yang sedang tumbuh di dalamnya. Setiap kehamilan adalah kisah keajaiban yang unik, dan Teten merasa beruntung bisa terlibat, memberikan dukungan emosional, memberikan pengetahuan, dan menyediakan bantuan medis yang sangat dibutuhkan.

Saat perjalanan menuju kelahiran, semangat Teten semakin berkobar. Tiap detak jantung yang merayakan momen melahirkan memberi Teten penghormatan yang luar biasa. Setiap kelahiran memiliki cerita dan perjuangan yang khas, dan Teten menganggapnya sebagai keistimewaan besar bisa berbagi momen tersebut.

Namun, peran Teten tak berhenti di sana. Saat masuk ke masa nifas, Teten melihatnya sebagai fase penting untuk memberikan bantuan dan perawatan yang diperlukan bagi ibu dan bayinya. Memberikan dukungan dalam perawatan bayi, memberikan nasihat untuk pemulihan pasca-melahirkan, semua itu merupakan bagian tak terpisahkan dari panggilan ini.

Seluruhnya, menjadi bidan membuka lembaran baru dalam kisah hidup Teten. Setiap ibu, setiap bayi yang bertemu dengan Teten, meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam hati. Kegembiraan, antusiasme, dan rasa hormat terhadap keajaiban kehidupan senantiasa tumbuh seiring dengan pengetahuan yang terus bertambah.

Berkarya sebagai seorang bidan tidak hanya tentang memberikan perawatan medis, melainkan juga tentang menjalin hubungan yang dalam dengan kehidupan itu sendiri. Itulah keindahan dan keajaiban yang tak pernah lekang dari pengalaman Teten sebagai seorang bidan.

Dorongan dalam diri Teten untuk menjelma menjadi seorang bidan tumbuh dari keinginan mendalam untuk menjadi penopang, teman setia, dan pendamping bagi banyak wanita serta individu yang melewati setiap fase kehidupan. Ketika Teten mengembangkan keinginan ini, Teten menyadari bahwa menjadi seorang bidan tidak hanya tentang memberikan pelayanan medis, tetapi juga tentang membawa kehangatan dan kepedulian dalam setiap momen berharga.

Sebagai seseorang yang telah menggenggam keinginan kuat untuk berbagi, Teten ingin menapaki perjalanan hidup ini sambil membawa sinar kebaikan bagi sesama. Ketika membayangkan peran Teten sebagai seorang bidan, pikiran Teten tak hanya terpaku pada aspek medis semata. Lebih dari itu, Teten merasakan panggilan jiwa untuk menyediakan dukungan emosional, menginspirasi keberanian, dan menjadi teladan bagi perempuan dalam perjalanan mereka, dari kehamilan hingga masa nifas.

Ketika membayangkan peran sebagai penolong dan penjaga kehidupan, Teten merasa terpanggil untuk menjadi bagian dari perjalanan wanita dalam menghadapi kehamilan, melalui proses kelahiran hingga masa perawatan pasca-melahirkan. Ada kekuatan luar biasa dalam setiap wanita yang mengandung kehidupan di dalam rahimnya, dan Teten ingin mendukung dan memeluk kekuatan itu dengan segala kepedulian dan ketulusan hati.

Namun, dorongan Teten untuk memasuki bidang ini juga tidak terbatas pada perempuan saja. Teten ingin membawa kebaikan dan menyediakan perawatan yang peduli bagi anak-anak yang memerlukannya, serta bagi lansia yang telah menapaki sepanjang perjalanan hidup mereka. Melalui profesi ini, Teten merasa terpanggil untuk mengemban tanggung jawab dalam mengayomi, menginspirasi, dan memberi dukungan kepada setiap individu yang membutuhkan.

Teten juga memandang profesi sebagai bidan sebagai jalan untuk bersilaturahmi dengan berbagai profesi lainnya. Dalam perjalanan ini, Teten bisa belajar dari pengalaman dan pengetahuan mereka, dan sebaliknya, memberikan kontribusi dari sudut pandang Teten yang berbeda. Berinteraksi dengan beragam individu dari lintas profesi menjadi sebuah kesempatan untuk memperluas wawasan, memperdalam pemahaman, dan memperkaya pengalaman pribadi Teten.

Lebih dari sekadar sekumpulan kata, menjadi seorang bidan adalah panggilan batin yang membawa Teten pada perjalanan spiritual yang mendalam. Ini tentang menyentuh hati, membawa harapan, dan menyalakan cahaya di masa-masa yang gelap. Setiap momen yang Teten alami dalam profesi ini menjadi sebuah cerita yang tak terlupakan, sebuah kisah tentang kepedulian, keberanian, dan kehangatan yang membentuk garis-garis indah dalam lukisan kehidupan.

Dengan menggenggam erat semangat untuk mengabdi dan menyebarkan kebaikan, Teten merasa terpanggil untuk menemani dan memberi dukungan, tak hanya pada saat kebahagiaan, tetapi juga dalam kesulitan. Hal ini membawa Teten pada keyakinan yang kokoh bahwa menjadi seorang bidan adalah panggilan suci, sebuah peran yang tak hanya mengubah hidup orang lain, tetapi juga mengukir jejak kebaikan dalam hati sendiri.

Tetap mempertahankan semangat adalah hal yang tidak hanya penting, tetapi juga menjadi fondasi dalam perjalanan sebagai seorang bidan. Keberadaan ini, yang penuh semangat, memperlihatkan betapa kuatnya tekad Teten untuk terus memberi dukungan, terutama kepada para ibu yang akan melahirkan. Kehadiran Teten bukanlah hanya sebagai seorang bidan, melainkan sebagai pilar yang membawa sinar harapan dan kekuatan bagi mereka yang mungkin merasa lelah atau cemas.

Sejatinya, semangat ini tidak pernah padam, terutama ketika dihadapkan pada momen-momen di mana seorang ibu dalam persiapan untuk melahirkan. Teten merasakan semangat yang berkobar dalam diri, keinginan kuat untuk memberikan bantuan, dukungan, dan dorongan kepada mereka yang membutuhkan. Memang, ada saat-saat ketika kelelahan menghampiri, tetapi Teten selalu mengingat kewajiban yang mulia ini, tugas suci untuk membantu mereka dalam momen yang penuh makna.

Ketika rasa lelah menyerang, Teten kembali pada panggilan jiwa, pada panggilan yang mengatakan bahwa membantu sesama adalah esensi dari keberadaan. Pemikiran ini selalu menguatkan semangat Teten untuk tidak menyerah, untuk tidak larut dalam kemalasan. Teten menyadari bahwa dalam melaksanakan tugas mulia ini, keteguhan hati dan semangat yang tak pernah pudar adalah kunci untuk memberikan yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan.

Penting bagi Teten untuk mengubah rasa lelah menjadi motivasi yang membakar semangat lebih jauh lagi. Ini adalah panggilan suci, sebuah panggilan untuk mengabdi kepada sesama. Teten selalu mengingatkan diri bahwa keterlibatan Teten bukanlah hanya soal kehadiran fisik, tetapi juga kehadiran hati yang penuh dengan kepedulian dan empati.

Perjalanan sebagai seorang bidan membawa Teten pada pemahaman bahwa kesungguhan hati adalah kunci dari segalanya. Ketika Teten melihat senyum bahagia seorang ibu yang berhasil melahirkan dengan dukungan Teten, itu adalah hadiah terbesar bagi semangat Teten. Rasanya seperti mengamati potret kebahagiaan yang Teten bantu ciptakan.

Dalam momen ketika semangat meredup, Teten mencari inspirasi dari keberanian dan ketabahan wanita yang Teten layani. Ini membangkitkan semangat Teten kembali, mengingatkan bahwa peran Teten adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan mereka. Dan dari sinilah, semangat Teten terus tumbuh, mengukir jalan menuju pengabdian yang lebih dalam dan membara.

Memang, perjalanan ini tak selalu mudah, namun keinginan Teten untuk membantu, memberikan dukungan, dan menginspirasi orang lain mengatasi setiap rintangan yang muncul. Teten yakin bahwa setiap usaha Teten, setiap titik semangat yang Teten pancarkan, akan menjadi bagian dari cahaya yang membawa harapan bagi banyak orang.

Dalam perjalanan ini, Teten menyadari bahwa semangat adalah kuncinya. Semangat untuk membantu, semangat untuk menghadapi setiap tantangan, dan semangat untuk tetap berada di samping mereka yang membutuhkan bantuan. Ini adalah semangat yang tak terkalahkan, semangat yang terus menerangi jalan Teten sebagai seorang bidan.

Dalam perjalanan sebagai seorang bidan, Teten mendapati bahwa nilai-nilai yang membentuk karakter dan esensi profesi ini memegang peran penting dalam setiap interaksi dan tindakan Teten. Menurut pandangan pribadi Teten, beberapa nilai yang telah Teten tangkap dengan jelas selama perjalanan Teten sebagai bidan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan keberadaan Teten.

Pertama-tama, nilai kemanusiaan menjadi landasan utama yang mengarahkan setiap langkah Teten sebagai seorang bidan. Ini bukan hanya tentang memberikan perawatan medis, melainkan juga tentang menghadirkan kepedulian, empati, dan rasa hormat kepada setiap individu yang Teten layani. Kemanusiaan menjadi tali pengikat antara profesi Teten dengan hakikat keberadaan manusia itu sendiri. Mengerti bahwa setiap individu memiliki cerita dan perjuangan yang unik membawa Teten untuk selalu berusaha memberikan perhatian yang penuh pengertian.

Kolaborasi juga menjadi nilai yang tak kalah penting. Kerjasama dengan berbagai macam profesi, seperti dokter spesialis, perawat, dan profesi lainnya, merupakan fondasi yang memperkuat kualitas pelayanan yang Teten berikan. Melalui kolaborasi ini, Teten belajar bahwa menggabungkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dari berbagai profesi membawa hasil yang jauh lebih baik dalam memberikan perawatan yang holistik kepada pasien.

Kesabaran, ketekunan, dan ketelitian juga menjadi nilai-nilai esensial dalam menjalankan profesi sebagai seorang bidan. Kesabaran membantu Teten dalam menyikapi setiap fase kehamilan, persalinan, hingga masa nifas dengan ketenangan dan penuh perhatian. Ketekunan mendorong Teten untuk terus belajar, berkembang, dan menyempurnakan keterampilan yang Teten miliki demi memberikan pelayanan yang terbaik. Ketelitian menjadi fondasi dalam setiap tindakan Teten, karena sekecil apapun detilnya, memiliki dampak besar dalam hasil akhir.

Setiap nilai yang Teten sebutkan tidaklah eksklusif, namun bersama-sama mereka membentuk dasar yang kuat dalam praktik Teten sebagai seorang bidan. Bagi Teten, menjadi bidan bukan hanya soal memberikan pelayanan medis, tetapi juga mempersembahkan nilai-nilai kemanusiaan, kerjasama, kesabaran, ketekunan, dan ketelitian kepada setiap individu yang Teten layani.

Nilai-nilai ini membentuk karakter Teten dan memandu tindakan Teten dalam merespons setiap tantangan yang muncul di profesi ini. Mereka juga memastikan bahwa Teten tetap bertumbuh, berkembang, dan memberikan yang terbaik dalam membantu individu dan keluarga mereka menghadapi momen-momen krusial dalam hidup mereka.

Dalam perjalanan panjang ini, Teten menyadari bahwa nilai-nilai ini tidak hanya relevan dalam konteks profesi, tetapi juga menjadi landasan kuat bagi kehidupan Teten secara keseluruhan. Mereka membantu Teten menjadi individu yang lebih baik, tidak hanya sebagai bidan yang terampil, tetapi juga sebagai manusia yang penuh dengan empati, pengertian, dan kepedulian terhadap sesama.

Di suatu masa, pengalaman Teten bekerja di daerah pedesaan membawa Teten pada pengertian yang mendalam tentang perbedaan permasalahan antara pedesaan dan perkotaan. Di pedesaan, akses yang sulit merupakan persoalan utama yang memengaruhi banyak hal. Keterbatasan ini bukan hanya terkait dengan sarana fisik, tetapi juga dengan keterlambatan informasi yang mereka dapatkan. Inilah yang menjadikan perbedaan mendasar dalam dinamika antara kehidupan di pedesaan dan perkotaan.

Saat Teten berada di pedesaan, Teten menemukan bahwa masalah yang dihadapi memiliki dimensi yang berbeda dari kota. Di perkotaan, masalah informasi lebih seringkali terkait dengan akses yang cepat dan tepat terhadap informasi. Namun, di pedesaan, permasalahan yang muncul lebih banyak berkaitan dengan tingkat pengetahuan masyarakat yang masih memerlukan peningkatan.

Teten menemukan bahwa masyarakat di pedesaan memiliki dorongan yang kuat untuk memperbaiki pengetahuan mereka. Mereka mulai bertanya lebih banyak, mengajukan protes, dan menjadi lebih kritis. Sebagai seorang yang terlibat dalam memberikan informasi dan edukasi, Teten merasakan pentingnya bersabar dan menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami. Kendala yang mereka hadapi harus diungkapkan dengan penuh kesabaran, dan Teten berupaya memberikan solusi yang sesuai dengan keadaan mereka.

Terkadang, Teten juga melakukan introspeksi terhadap diri sendiri, mencoba memahami dengan lebih dalam masalah yang mereka hadapi. Jika Teten mengalami kesulitan dalam menangani suatu masalah, kolaborasi dengan rekan sejawat atau berkonsultasi dengan dokter spesialis menjadi solusi yang Teten terapkan. Hal ini bukanlah tentang keterbatasan yang Teten miliki, melainkan bagaimana Teten bisa memberikan bantuan seoptimal mungkin kepada mereka.

Dalam lingkungan pedesaan, Teten merasakan betapa pentingnya tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga meningkatkan pemahaman dan pengetahuan mereka. Pendidikan dan edukasi tidak hanya menjadi hak, tetapi juga sebuah kunci untuk memperbaiki keadaan di pedesaan. Keterlibatan Teten bukan sekadar memberikan jawaban atas pertanyaan mereka, tetapi juga mendorong mereka untuk mencari pengetahuan lebih lanjut, merangsang pertanyaan, dan memicu keingintahuan akan hal-hal baru.

Bekerja di pedesaan menjadi perjalanan yang mengajarkan Teten banyak hal. Teten belajar untuk tidak hanya menjadi penyedia informasi, tetapi juga menjadi pendengar yang baik, pemberi solusi, dan pendorong perubahan. Itu semua adalah bagian dari dedikasi Teten untuk membantu komunitas pedesaan memperbaiki kondisi mereka secara keseluruhan, bukan hanya dari segi informasi, tetapi juga dari segi pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman akan dunia yang lebih luas.

Teten ingin menyampaikan pesan yang mendalam kepada teman-teman atau adik-adik yang sedang menempuh pendidikan untuk menjadi seorang bidan. Hal ini tidak hanya sebuah pekerjaan, melainkan panggilan jiwa yang memerlukan ketulusan dan dedikasi yang luar biasa. Sebagai rekan dalam perjalanan yang sama, Teten ingin menyampaikan dukungan dan dorongan kepada mereka.

Sungguh, menjadi seorang bidan adalah tantangan yang luar biasa. Tidak jarang, perjalanan ini akan dihadapkan pada ujian yang melelahkan dan penuh dengan tantangan. Namun, Teten ingin mengingatkan bahwa di balik setiap kesulitan, ada keajaiban yang tak ternilai. Menemani proses kehamilan hingga masa nifas, mendengar tangisan bayi yang berhasil diselamatkan, itu adalah momen-momen yang membawa rasa syukur dan kebahagiaan yang luar biasa.

Kepada mereka yang tengah belajar dan berjuang untuk menjadi seorang bidan, Teten ingin menyampaikan bahwa peran mereka adalah hal yang luar biasa di mata Allah dan masyarakat. Tugas yang diemban sangat mulia, karena mereka adalah garda terdepan dalam melindungi kehidupan baru yang hadir ke dunia ini. Tangisan seorang bayi yang kembali bernyawa, senyuman seorang ibu yang berhasil melahirkan dengan selamat, itu adalah karunia yang begitu besar.

Teten berharap agar semangat mereka tidak pernah pudar. Setiap langkah yang mereka ambil, setiap upaya yang mereka lakukan, membawa dampak besar dalam kehidupan seseorang. Mereka adalah penjaga harapan, pembawa cahaya bagi setiap keluarga yang mereka layani. Oleh karena itu, semangat dan dedikasi yang mereka tanamkan dalam profesi ini begitu penting.

Sebagai rekan seprofesi, Teten ingin menyampaikan bahwa mereka bukan hanya sekadar praktisi medis, melainkan juga sosok yang penuh kepedulian, empati, dan kasih sayang. Ketulusan hati mereka dalam menangani setiap individu yang mereka layani adalah hal yang patut dihargai. Mereka adalah penerus generasi bidan yang akan membentuk masa depan profesi ini.

Di balik tantangan yang dihadapi, di balik kelelahan yang dirasakan, Teten ingin mengingatkan bahwa ada kekuatan luar biasa dalam kegigihan mereka. Setiap langkah kecil yang mereka ambil, setiap pengetahuan baru yang mereka peroleh, adalah langkah menuju masa depan yang lebih cerah bagi dunia medis dan masyarakat.

Teten berpesan agar mereka selalu ingat, bahwa menjadi seorang bidan bukanlah sekadar profesi, tetapi panggilan jiwa untuk mengabdi kepada sesama. Setiap usaha mereka, setiap kesabaran yang mereka tunjukkan, adalah sumbangsih yang tak ternilai dalam membangun masa depan kesehatan dan kebahagiaan bagi banyak keluarga.

Semoga semangat dan dedikasi mereka selalu menyala, menjadi cahaya bagi mereka dan bagi profesi ini. Teten percaya bahwa generasi penerus bidan ini akan membawa terang dan harapan bagi masa depan yang lebih baik dalam dunia medis dan kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun