Mohon tunggu...
Very Important Person
Very Important Person Mohon Tunggu... Pilot - Saya akan mengungkap segala sesuatu tentang

I am not perfect, but I am limited edition

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Himbauan Untuk Semua Elemen Masyarakat, Informasi Untuk Penegak Hukum

9 September 2017   22:25 Diperbarui: 9 November 2017   11:20 11565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia maya dan media sosial sudah ramai dengan perburuan Hendra Marizal

Diantara semua kasus ada yang unik, yaitu dengan skenario adu domba korbannya (apabila terjadi cross check antara korban yang satu dengan yang lain). Korban SHD dan U diyakinkan Hendra dengan menelpon korban LW (speaker phone aktif), arah pembicaraanpun sebenarnya tidak dipahami oleh LW sehingga dia hanya mengiyakan saja setiap perkataan Hendra sehingga korban SHD dan U percaya dengan Hendra.

- Mengaku kenal dengan orang bea cukai kepada korban LW, dan bisa membantu mengurus/mempermudah proses penerimaan barang kiriman dalam jumlah besar tanpa harus melalui prosedur cukai. Lalu meminta korban untuk melakukan pembayaran sebesar IDR 50.000.000 sebagai uang pelicin agar paket cepat keluar dari bea cukai Batam. Padahal paket tersebut legal dan dokumennya lengkap, lalu untuk apa uang pelicin?...

Dia juga memberikan nomor kontak 2 orang bea cukai yang katanya adalah kenalannya, sebagai berikut:

0812-4980-7747 a/n Pak Didik - Bea Cukai, setelah ditelusuri dari korban yang lain (SZ) ternyata nomor atas nama Pak Didik ini adalah nomornya sendiri.

0815-4654-2044 dan 0857-768-6213 a/n Pak Darmaji - Bea Cukai

- Menurut pengakuan korban, LW (49) yang berdomisili di Griya Kebraon Blok AL, tukang hipnotis ini juga meminta uang yang totalnya mencapai IDR 30.000.000 untuk keperluan transport Jakarta-Batam-Jakarta sekaligus untuk biaya pengurusan sertifikat "bersih" dari paket yang bersifat teror yang dikeluarkan oleh BIN (Badan Intelejen Negara). Padahal semua barang yang akan keluar/masuk Indonesia gerbangnya adalah custom bandara/pelabuhan meskipun ada indikasi yang bersifat teror sekalipun. Segawat itukan sampai BIN ikut campur urusan paket?

- Selain menguras harta korbannya, tukang hipnotis ini juga terindikasi melakukan penggelapan. Diindikasikan mengambil alih mobil korbannya, dengan dalih membantu mengurus surat-surat kendaraan. Sangat dimungkinkan jika kemudian kepemilikan mobil baru itu diatas namakan dirinya. Dalam kasus ini LW masih sebagai korbannya. Selain uang IDR. 15.000.000 yang katanya untuk mengurus BPKB, LW pun harus rela kehilangan Honda Mobilio dengan plat nomor L 1772 JI (diduga ini adalah plat nomor palsu, karena surat kepemilikan mobil masih dalam proses) warna putih hadiah dari pembelian 1 unit smartphone samsung grand prime.

- SZ (48) pemilik rental mobil di daerah Kemlaten Baru juga pernah mengalami hal serupa dengan korban lain, modusnya sama, hal penipuan dan penggelapan (untuk kali ini barang elektronik), dimana Hendra Marizal ini menawarkan jasanya untuk pengurusan lelang barang elektronik, namun seiring waktu berjalan 2 - 3 bulan barang tidak kunjung datang, sedangkan SZ telah memberikan uang sebesar IDR 8.500.000. Merasa ada kejanggalan, lalu korban mendatangi rumah kontrakan Hendra dengan saudaranya yang notabene adalah seorang polisi. Hasilnya? ... Uang dikembalikan, dan ketika didatangi korban, Hendra hanya bisa bersembunyi dalam kamar mandi. Lalu celurit dan mandaunya kenapa tidak digunakan untuk melawan korban kalau dia memang jagoan?...

- Ada kejanggalan dari ibu pemilik kontrakan yang ditempati Hendra Marizal ketika salah seorang korban menanyakan copy KTP Hendra untuk mencatat NIK yang tertera (bukan memintanya). Pemilik kontrakan menyatakan bahwa copy identitas Hendra tidak ada/tidak memilikinya. Padahal untuk kost saja penyewa kamar harus memberikan copy KTP pada pemilik rumah. Lalu ketika ditanya nomor telepon Hendra dia mengatakan sudah tidak tersimpan/menyimpan, menurut kami itu sangat aneh. Sehingga banyak spekulasi yang bermunculan dari korban tentang pemilik rumah ini. Bahkan sudah dijelaskan, jika seseorang terbukti melindungi pelaku tindak kriminal, maka orang tersebut bisa dijadikan tersangka.

Jumlah korban disinyalir bisa lebih dari 10 orang. Jumlah kerugian tiap korban berbeda-beda, mulai IDR 2.000.000 hingga IDR 300.000.000.

- Bahkan teman sekolahnya semasa SMA diperdayanya juga di Taman Bungkul, Surabaya dengan total kerugian sebesar IDR 2.000.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun