- "saya sudah anggap kamu saudara sendiri"
- "saya sudah anggap sampean kakak saya sendiri"
- "saya sudah anggap sampean orang tua saya sendiri"
Dari semua keterangan korban bisa ditarik kesimpulan modus utamanya adalah 8 poin diatas, secara spesifik berbeda-beda antara korban yang satu dengan korban yang lain. Apa yang tertulis disini adalah modus operandi yang sama yang dilakukan pada calon korbannya (saat mencari korban) dan setelah menjadi korban.
Fakta dan Indikasi
Memanfaatkan tetangganya sendiri TG, yang masih duduk di bangku SMP, untuk melancarkan aksinya dengan cara memaksa anak tersebut untuk menimpali dan mengiyakan setiap perkataan bohongnya kepada calon korban/korbannya. Hingga semua korban menyangka bahwa TG adalah kaki tangan Hendra Marizal dan terlibat dalam semua aksi kejahatannya semasa tinggal di Griya Kebraon Utara Blok AF, Surabaya.
Didalam rumah dia menyimpan mandau, celurit, t-shirt turn back crime warna biru gelap (keluaran pertama POLRI), sepatu dinas TNI/POLRI, juga celana dinas harian polisi, joran pancing warna pink, hanya itu saja yang bisa dilihat dengan jelas salah satu korban saat diundang kerumahnya. Pada calon korban dia selalu mengaku lulusan S1 jurusan hukum (setelah artikel ini release, mungkin dia akan mengaku lulusan dari jurusan lain,  bahkan mungkin akan  mengaku lulusan S2) padahal hanya lulusan SMA. Istrinya lulusan SMK  perawat.
Mengaku banyak kenal dengan pejabat TNI/POLRI/BIN, salah satunya Kapolsek Karangpilang, saat dia menyatakan hal itu bulan April 2016 pasti kapolseknya masih Bp. Eko Widodo. Untuk meyakinkan korbannya, dia biasanya menelpon seseorang (yang bisa dipastikan berakting) sebagai kapolsek/kapolres/danramil, dsb. Selain mencatut nama kapolsek Karangpilang - Surabaya, dia juga membawa-bawa nama Sulton (entah benar ada atau cuma fiktif) anggota satreskrim polsek Karangpilang (sesuai dengan perkataannya), bahkan ketika chat via BBM dengan korbannya, entah kenapa tiba-tiba dia mengirim foto seorang jenderal TNI-bintang tiga, bernama Dedi (foto terlampir), padahal percakapan dalam BBM tersebut tidak membicarakan perkara yang berbau militer sama sekali, semua ini agar korban yakin bahwa dia bukan orang sembarangan. Bahkan semua photo profile dalam Line messenger yang digunakannya menggunakan foto/atau gambar yang bertema polisi atau militer.