MENJUMPA DERMAGA
Di jalan berkelok kemarau ini
rantingmu meranggas
coklat warna batangmu yang kusam
diterpa deru angin keringÂ
hujan salah musim tadi  malam tak mampu
menghapus bau menyengat sisa daun jatimu
berbaur bau harum tanahmuÂ
laksana aroma emak yang ku rindu
bekas hujan semalam seakan menyiram dadaku
meski tak mampu menyembuhkan lukaku
Sebentar lagi aku tiba di dermaga itu
tempat yang dulu pernah menjadi hari-hariku
kini jembatan megah telah menggantiÂ
jarak dua pulau yang dulu tak mungkin
Dermaga ini kosong , sepi, dan sendiri
tak ada lagi perempuan berkain sarung
tak ada perempuan penyunggi tradisi
tak ada bunyi klakson memanggil dari feri
hanya ada angin menderuÂ
membawa aroma lautÂ
angin yang masih sama seperti dulu
seperti rinduku
Dermaga Kamal, Oktober 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H