Diakui Diar, sejumlah warga di wilayahnya memang masih ada yang belum teredukasi terkait gizi yang baik dan penggunaan kental manis. "Karena masih terbatasnya pengetahuan, memang masih ada warga yang memberi kental manis ke anak dengan cara diminumkan angsung dengan air. Maka dari itu, kami sangat menyambut baik adanya sosialisasi dan edukasi semacam ini. Diharapkan untuk ke depannya warga, khususnya para ibu semakin pintar dan bijak dalam memberi asupan nutrisi, gizi yang baik untuk anak terutama di 1000 hari pertama kehidupannya," ujar Diar Hadi.
Supriyati Yuli dari YAICI bersama Ibu Saidah dari IBI yang keduanya bertindak sebagai juri dalam agenda tersebut mengaku terkesan atas antusiasme warga Rancaekek dalam mengikuti Edukasi Bidan Sahabat Ibu dan Anak.Â
Disampaikan Yuli, pihaknya sangat menghargai kejujuran sejumlah warga yang mengakui bahwa dirinya masih memberi kental manis kepada anak-anaknya. "Kejujuran itu harus diapresiasi, karena tentunya wajar jika masih ada yang memberikan kental manis layaknya susu lantaran ketidaktahuan. Justru itulah alasan utama mengapa lomba edukasi ini digelar, agar warga yang semula tidak tahu menjadi tahu, sehingga ke depannya akan lebih baik lagi dalam memberi asupan gizi kepada anak-anaknya," kata Yuli.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H