Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Belajar Kesederhanaan Serta Rasa Syukur dari Jogja dan Angkringannya

6 Februari 2022   21:08 Diperbarui: 7 Februari 2022   20:13 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sugiyem dan pembeli di angkringan (dok.pri)

Diakui Sugiarto, awalnya dia tidak berminat membuka angkringan karena sudah memiliki usaha sendiri. Namun karena ingin memanfaatkan halaman rumah peninggalan orang tuanya sekaligus membuka lapangan pekerjaan, akhirnya dia memutuskan membuka angkringan tersebut.

Sugiarto merekrut seorang janda paruh baya dengan tiga orang anak bernama Sugiyem untuk menjalankan usaha angkringannya. Sugiyem mengaku keberadaan angkringan tersebut cukup membantu perekonomiannya. 

"Orang sudah tua seperti saya sudah susah cari kerja. Mau buka (angkringan) sendiri ndak ada modal.

Jadi bersyukur dikasih kepercayaan sama Pak Giarto ngurus angkringan ini. Ada kesibukan, ada uang masuk juga. Kadang saya kadang gantian sama anak saya," tutur Sugiyem.

Sugiyem dan pembeli di angkringan (dok.pri)
Sugiyem dan pembeli di angkringan (dok.pri)

Saya sempat berkomentar tentang kondisi gerobak angkringan yang dipakai Sugiyem berjualan yang tampak baru sehingga membuat pembeli merasa nyaman. Sugiyem membenarkan jika gerobak angkringan tersebut memang baru setelah belum lama ini mendapat bantuan. "Iya, ini baru. Kemarin Pak Giarto mengajukan ke pedukuhan, terus malah dapat dari Kanisius," terang Sugiyem.

Sugiarto menjelaskan jika saat ini ada aturan yang menyatakan warga DIY bisa mengajukan kebutuhan gerobak angkringan ke pedukuhan. Pedukuhan adalah tingkat pemerintahan yang khas di Yogyakarta, yakni di atas RW dan di bawah dusun. Selain DIY, Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur juga masih mempertahankan pedukuhan ini.

Data-data warga yang mengajukan kebutuhan gerobak tersebut akan dikumpulkan di tingkat Kabupaten, lalu dikelola oleh Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) Kabupaten Sleman untuk kemudian disebarkan ke seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Sleman. Hal ini karena pemerintah daerah melihat bahwa angkringan sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari masyarakat Jogja itu sendiri.

Salah satu perusahaan yang menyambut kebutuhan warga akan gerobak angkringan tersebut adalah PT Kanisius, Yogyakarta. Perusahaan penerbit dan percetakan yang baru saja merayakan ulang tahun ke-100 itu memutuskan memberi bantuan gerobak angkringan kepada warga. Selain Pak Sugiarto, ada satu warga pedukuhan Santren, Caturtunggal lainnya yang juga mendapat gerobak angkringan baru.

"Bersyukur dengan adanya gerobak angkringan baru ini sebab pengunjung jadi lebih nyaman dan otomatis bisa meningkatkan omset. Terima kasih untuk pemerintah dan PT Kanisius yang sudah memperhatikan kebutuhan warga," tutup Sugiarto.

Gerobak angkringan baru Sugiarto (dok.Pri)
Gerobak angkringan baru Sugiarto (dok.Pri)
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun