Saya sesungguhnya tidak senakal itu kok. Memang cairan di otak saja yang sudah tidak seimbang dari lahir karena kelainan. Dan seharusnya bukan masalah jika ditangani dengan benar baik rutin terapi juga obat-obatan oleh ahlinya.Â
*
Yah, saya beruntung, nasib saya memang tidak setragis Aisyah. Tapi melalui tulisan ini, saya ingin menyampaikan pada orang dewasa atau siapapun yang masih melabeli "anak nakal" pada bocah manapun, bahwa label itu tidak akan pernah mengubah anak-anak itu menjadi lebih baik. Label itu tidak lain hanya akan menyuburkan luka batin. Menghancurkan citra diri.Â
Selain itu, penasihat Anak Dr. Brenna Hicks seperti dikutip dari Nakita mengatakan, anak-anak mengembangkan dan mendefinisikan perasaan diri mereka dengan memproses apa yang orang lain katakan tentang mereka. Artinya, jika dikatakan anak nakal dan bandel ya mereka akan menganggap mereka memang seperti itu (seperti yang saya alami sendiri).Â
Bahkan kalaupun memang benar anak tersebut nakal dan bandel, selidikilah benar-benar yang menjadi akar masalahnya. Mintalah bantuan pada yang benar-benar profesional.Â
Hey, zaman sudah canggih lho. Apa yang terlihat begitu mistis kadang punya penjelasan ilmiah yang sungguh sederhana.Â
Berkaca pula pada kasus Aisyah, semoga para orang tua juga tidak bosan upgrade ilmu pengetahuan dan agama sepanjang hayat, agar akal sehat tak jadi tumpul. Dan nurani tidak mati.Â
Selamat Jalan, Aisyah.Â
Tidur yang nyenyak ya, Sayang.Â
Salam dari Tepian Musi