Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mengenal Fujoshi dan Fenomena di Baliknya

21 Januari 2019   10:21 Diperbarui: 23 April 2021   17:03 8916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena Fujoshi (Redbubble.com)

Seberapa persen sih dari orang tua zaman sekarang yang mampu mengikuti dunia hobi dan kegemaran anaknya? K-Pop, Anime, Game, Youtuber, Selebgram.

Dunia sudah berbeda, Pak, Bu. Ketimbang menghadang tsunami pakai payung, alangkah lebih bijaknya membekali mereka kemampuan berlayar di tengah badai. Agama, iman, pendidikan moral, cinta, bahasa kasih yang satu frekuensi dengan mereka, sex education. Hal-hal semacam ini mudah-mudahan (amin!) akan membentuk kapal yang tangguh sekaligus menjadi benteng kokoh dari dalam diri mereka sendiri. 

Bentuklah mereka jadi manusia berkarakter. Ingatkan selalu tentang bermacam wujud badai di dunia luar termasuk tips-tips dan cara menghadapinya. Ajari pula kapan harus melawan dan kapan harus lari. Sehingga ketika ada konten tidak pantas yang kemudian mendadak melintas di depan mereka lewat iklan youtube misalnya, mereka sudah tahu apa yang dilakukan. 

Mama dan mendiang papa saya tahu saya fujoshi. Tapi mereka bisa bersikap santai, mentok hanya mengingatkan untuk jangan berlebihan sampai lupa waktu. Banyak hal lain untuk diprioritaskan. Mereka santai, karena mereka tahu sudah membekali saya sejak kecil dengan pemahaman agama dan standar moral dalam setiap didikan mereka. 

Plus kepercayaan bahwa saya sudah dewasa, sudah bisa bertanggung jawab atas apapun yang dilakukan termasuk tahu segala konsekuensinya. Efek samping paling nyata dari kefujoshian saya itu adalah : entah bagaimana, saya jadi jauh menyukai tipe cowok cantik ketimbang yang macho

Fujoshi ini, menurut saya tidak lebih dari sekadar hobi ekstrem.
Tidak menuntut orang lain memahami.
Tidak memaksa orang juga harus mengikuti.
Bisa berbahaya jika tidak cukup nyali maupun kelengkapan atribut safety.
Semua hanya demi kepuasan batin pribadi.

Salam dari Tepian Musi,
Arako. 

kompasianer Palembang
kompasianer Palembang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun