Wahai perempuan yang hampir mati untuk kehidupanku,
"Bagaimana kau bisa setegar itu, Ma?" Tak tahan diri bertanya. "Jangan bilang mama ini titisan ultraman..."
Mama tergelak. Dia mengelus puncak kepalaku dengan sayang. Entah perasaanku saja atau bagaimana, sejak kepergian papa, aku merasa mama yang sekarang terlihat jauh lebih lembut.
"Bukan ultraman. Mama hanya manusia biasa,tapi mengenal DIA yang punya kuasa jauh lebih besar dari ultraman. Mama tahu, hanya kepada DIA saja mama boleh meletakkan setiap kelemahan dan memohon kekuatan. Kamu juga harusnya begitu. Jangan pernah sekalipun bergantung pada manusia, termasuk mama. Lihatlah papa, tak selamanya orang tua berada di sisimu, melindungimu. Dan jika tiba saatnya kamu merasa benar-benar sendiri, ketahuilah... Pelindung dan Penghiburmu yang sebenarnya akan selalu ada, panggilah DIA yang hanya sejauh doa itu."
Ah, satu hal lagi hadiah berharga dari mama : Rahasia Menjadi Tegar dan Tutorial Bertahan dalam Menghadapi Hidup (yang mungkin akan makin payah di kemudian hari).
***
Teruntuk perempuan yang hampir mati untuk kehidupanku...,
Terima kasih untuk hidup luar biasa di 26 tahun usiaku.
Maaf, putri bungsumu yang bandel dan kauharapkan ini belum bisa membahagiakan. Aku mencintaimu.
Tepian Musi, Bulan Hujan 2018