Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Horor] Kemaro: Untold Story

5 Februari 2017   22:13 Diperbarui: 5 Februari 2017   22:57 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Boleh...," jawabku singkat. Aku memang perlu seseorang, sesuatu, atau apapun yang bisa alihkan pikiranku dari Kemaro. "Siapa?"

"Tuuh," gadis itu menunjuk dengan dagunya pada sosok seseorang di belakangku. 

Aku menoleh, hanya ada satu orang di sana. Dia bertopi, jadi wajahnya tak terlalu jelas. Gadis di dekatku melambai padanya, isyarat mendekat. Ketika dia sudah menyejajarkan langkah denganku,, Si Gadis langsung pamit. Meninggalkan kami berdua begitu saja. Takut mengganggu? Hmm, entahlah. Padahal aku tak keberatan ngobrol bertiga. 

"Hey, Yan..."

Suaranya sedikit teredam oleh suara angin sore yang cukup kencang.

"Hmm?" jawabku setengah abai. Tanganku sibuk membuka tutup botol. 

"Kamu memang ga banyak bicara, ya, Yan? Aku sampai bingung. Tapi dari tadi aku chat kamu, dan ga satupun yang dibalas..."

"Chat aku?" dahiku berkerut, bingung. Aku rutin mengecek ponselku dari tadi. Rasanya semua akun media sosial dan layanan pesan instan selalu kubuka berkala. Tidak ada pesan apapun dari seseorang di sampingku ini.

"Iya. Buka saja 'kitab kuning'*) milikmu sekarang..., pasti penuh dengan pesan dariku..."

BRUK!

Botol air mineral yang kupegang terjatuh.Airnya tumpah membasahi ujung celanaku. Aku terkejut. Aku bisa merasakan ada tanda kutip dalam frasa 'kitab kuning' yang diucapnya barusan. Kami jelas memakai bahasa isyarat yang sama. Hanya saja..., bagaimana mungkin? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun