Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dia Menggambar Masjid yang Ada Salibnya

17 November 2016   14:32 Diperbarui: 17 November 2016   14:42 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Afza hanya tengah patah hati kala itu. Gadis yang dicintainya sepenuh jiwa rupanya mencintai Tuhan dengan cara berbeda. Dalam kalut, dia berharap ada dunia yang tak terkotak-kotak oleh agama. Ada dunia dimana seluruh umat bisa menyembah di rumah ibadah yang sama. Tanpa amarah, tanpa prasangka.

Namun ketika dia menyadari asa itu hanya bisa terwujud dalam dunia dua dimensi saja, maka Afza hanya bisa menekukkan lututnya. Sujud lama di shalat malamnya hari itu, diakhirinya dengan sebuah doa.

"Ya Allah..., aku  memang mencintainya. Namun itu tak akan sebesar cintaku padaMu.Jika memang tak Engkau izinkan aku bersamanya, maka bantulah hambaMu yang lemah ini untuk melupakannya..."

***

Malam harinya, Nawang berbaring telungkup sambil membuka laptopnya. Kedua matanya yang merah dan bengkak. Seperti biasa, jika ada sesuatu yang mengganggu hatinya seperti saat ini, dia menulis. Namun aplikasi pengolah kata yang terpampang tepat di depannya ini masih kosong.

Pikiran Nawang tertuju pada ucapan Afza tadi siang...

***

Afza tersenyum. Dia sudah mantap memilih kata-katanya. Dia hanya perlu mengatakannya pada Nawang...

"Na, dengarkan aku...," kata Afza.

Nawang masih terisak. Namun pandangannya sudah kembali pada Afza.

"Aku tidak akan mengajukan banding. Aku akan menjalani semuanya ini dengan ikhlas. Tolong jangan lihat ini sebagai hukuman, tapi terapi..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun