Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Lelaki yang Tidak Pernah Bilang Cinta

2 Oktober 2015   15:09 Diperbarui: 2 Oktober 2015   16:30 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

          “Berarti kau nggak cinta sama aku, Ar,” Ega mengulang perkataannya. Seolah tidak terjadi apa-apa. “Belum pernah sekalipun kau bilang cinta,”

          “Masalahkah?”

          “Nggak. Cuma aku nggak suka,”

          “Semoga kau bahagia dengan ketidaksukaanmu,”

          Ega memonyongkan bibirnya. Kalau sudah bicara begitu, Arya tidak akan berucap apa-apa lagi.

          Heran, apa susahnya sih bilang cinta? Bukankah mereka sudah pacaran lebih dari tiga tahun. Kadang cinta itu perlu diungkapkan lewat kata-kata agar tidak muncul kesalahpahaman. Kalau begini, hanya akan menyuburkan keraguan dalam hati Ega.

          Arya diam, sibuk dengan pikirannya sendiri. Ega tidak berhenti membuatnya jengah. Memangnya, tidak cukup pengorbanan yang sudah dia lakukan selama ini? Tidak cukupkah rencana melamar gadis itu tahun depan meyakinkannya? Ega meragukan cintanya hanya karena menuntut kata-kata belaka. Belum tentu juga maknanya setulus apa yang ada di dalam sanubarinya.

          Arya berpikir, apakah semua makhluk Hawa akan bersikap seperti itu? Atau hanya Ega?

          Lihatlah, gadis itu sekarang memanjat pagar pembatas taman kota. Entah apa maunya. Dulu, Arya berpikir gadis itu hanya suka mencari perhatian. Tingkahnya kadang sama sekali tak pantas untuk gadis berusia 25 tahun. Namun begitulah Ega, dia hanya melakukan apa yang ingin dilakukannya. Spontan, dan tidak peduli apa kata sekitarnya.

          Mungkin itu juga yang membuat Arya tertarik. Ega selalu transparan. Apa yang di pikirannya terlihat jelas, seiring dan sejalan dengan apa yang terucap. Berbeda dengan kebanyakan gadis zaman sekarang yang penuh kamuflase. Sedikit kekanakan, namun bisa dewasa saat diperlukan. Mungkin karena dia terlalu banyak menerjemahkan komik Jepang, jadi tak bisa sepenuhnya bisa meninggalkan dunia anak kecil yang begitu dicintainya.

          Ega juga sangat cantik meski wajahnya hanya dibalur bedak tipis. Alisnya terulir hitam alami. Sedikit berantakan, namun jauh lebih mempesona dibanding alis panjang cokelat sempurna yang dibentuk gadis lain mati-matian. Padahal, menurut Arya malah terlihat seperti alis Shinchan. Norak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun