"Jadi untuk membuat ayam merangkat ini, harus pakai ayam kampung yang sudah dewasa tapi tak terlalu tua. Boleh ayam jantan atau betina, asal jangan anak ayam atau ayam kota karena itu mewakili calon mempelai. Misalkan saja kalau pakai anak ayam, artinya calon pengantin masih di bawah umur dan tak boleh menikah," jelas Pahrul Azim, Direktur Wisata Bilebante seperti dilansir VIVA.
Aku cukup beruntung bisa menikmati ayam merangkat karena sebetulnya kuliner ini hanya muncul saat ada pernikahan suku Sasak. Di mana calon mempelai pria wajib melakukan tradisi merarik yakni melarikan calon mempelai perempuan sebagai bukti si laki-laki sangat serius dengan calon istrinya. Dalam merarik, sang pria harus membawa kekasihnya diam-diam saat malam hari dan dibawa kabur selama tiga hari.
Ketika si perempuan diculik, tokoh masyarakat akan menggelar pertemuan bersama kedua belah pihak keluarga untuk melakukan persiapan pernikahan. Nah, usai kesepakatan pernikahan telah dicapai baik dari calon mempelai laki-laki dan perempuan, maka ayam merangkat akan hadir sebagai suguhan utama.
Berbeda dengan kebanyakan ayam bakar, ayam merangkat diolah dengan cara memotong daging ayam kampung dalam beberapa bagian lalu disuwir kecil-kecil dan diberi aneka bumbu rempah yang makin memperkuat citarasa pedas yang luar biasa lezat.
"Ayam yang dibuat untuk ayam merangkat ditangkap tidak secara sembarangan. Ayam itu harus ditangkap saat malam hari saja karena selain cukup mudah, suara teriakan ayam itu akan dianggap warga setempat sebagai pertanda ada pernikahan digelar. Baru kemudian ayam kampung itu dibawa ke rumah calon mempelai laki-laki untuk dimasak dan disajikan pada pukul 23.00 sampai 02.00 saja," papar Pahrul panjang lebar.
Tentu apa yang disimpan dalam setiap gigitan ayam merangkat ini membuat kuliner khas itu jadi sulit terlupa. Ayam merangkat yang pedas serta sejujurnya tak cocok dengan lidahku ini pun muncul sebagai salah satu sajian kuliner Nusantara favoritku.
Karena meskipun Lombok sudah punya ayam taliwang, nasi balap puyung hingga sate rembiga, ayam merangkat selalu punya cara untuk digemari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H