***
"Hah? Tadi Bapak bilang apa?"Â
Mata Wahab mengerjap menatap Pak Ipin tak percaya. Ketua RT 03 yang sudah menjabat tiga periode karena ngaku adik tirinya sepupu jauh istri kakak kedua Walikota Malang itu terlihat tak sabar.
"Live di siaran berita nanti malam, Hab. Besok ada koran lokal yang mau wawancara juga, saya yang ngatur semuanya, udah kamu terima jadi aja,"
Wahab menggeleng keras, sudah 30 menit terakhir ini dia berusaha mencerna apa yang dilihat dan didengarnya.
Ada lebih dari 50 orang masuk menyesaki ruang tamu dan teras rumahnya. Bahkan di halaman rumah jauh lebih banyak lagi. Wahab bahkan bersumpah melihat beberapa penjual telur gulung sampai susu murni nasional di antaranya.
"Bukan. Tapi kenapa saya harus wawancara?"
Pertanyaan yang sudah dilontarkan Wahab sebanyak sepuluh kali itu membuat warga bergumam lelah. Mereka tampak bicara sendiri dan mendengung, Wahab menatapnya makin bingung.
"Hab, apa susahnya sih wawancara TV. Siapa tahu nantti kamu masuk Mata Najwa. Nanti syutingnya di masjid ya. Nanti saya pasang spanduk permintaan donasi pembangunan biar dilapisi marmer temboknya,"
"Pak Mustofa gimana sih, kan saya yang mau ajak Wahab syuting di kebun. Itu kebun Toga saya sama Ibu PKK lagi ada program kampanye zero waste,"