Bahkan berdasarkan survei Mandiri Institute pada Maret-April 2021 terhadap 505 pelaku UMKM di seluruh Indonesia, 85% di antaranya mengaku kalau kondisi usaha mereka sudah berjalan normal. Padahal pada September 2020 sebelumnya, cuma 28% yang mengaku bisnis sudah kembali bangkit. Cepat bangkitnya UMKM ini menjadikan sektor ini jelas lebih kuat daripada perusahaan raksasa.
Tak heran kalau Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan jika 60% dari total PDB Indonesia berasal dari sektor UMKM. Ke depannya, pemerintah tampaknya masih akan menjadikan UMKM sebagai ujung tombak kebangkitan ekonomi nasional di tahun 2023. Dalam event Seminar UMKM Hebat yang digelar beberapa hari lalu di Yogyakarta, Sandiaga pun menyebutkan kalau akan ada sekitar 4,4 juta lapangan kerja baru yang bakal ditopang UMKM, seperti dilansir Kominfo.
Tentu demi menggenjot asa itu, para pelaku UMKM haruslah mampu melakukan transformasi digital. Seperti halnya Maria, penguasaan atas teknologi adalah keharusan. Mulai dari promosi produk lewat media sosial hingga menerima sistem pembayaran cashless, proses digitalisasi ini akan membuat UMKM nasional entah dari pelosok manapun berpeluang untuk dikenal oleh publik dunia.
Kalau Maria Sawi dari kaki gunung Inerie saja bisa, kenapa yang lain tidak?
BRI, Terus Dukung UMKM Untuk Go Digital
Demi menggenjot proses digitalisasi bagi para pelaku UMKM, perbankan sebagai salah satu penopang ekonomi nasional haruslah ikut bersinergi. Hal itulah yang dilakukan terus oleh BRI (Bank Rakyat Indonesia). Berdasarkan kutipan CNBC Indonesia, BRI bahkan cukup serius untuk memfokuskan diri pada sektor UMKM lewat platform digital B2C (Business to Customer).
Melalui platform B2C ini yang berbentuk aplikasi jual-beli komoditas, para pengusaha UMKM bisa terhubung langsung dengan para pembeli. Tak hanya itu saja, BRI juga mengenalkan platform Localoka yang menyajikan perjalanan para peserta program pemberdayaan Kelompok Usaha Binaan BRI. Begitu pula dengan pasar.id yang merupakan platform online untuk kegiatan jual beli pedagang pasar.
Dengan HUT127BRI yang jatuh pada 16 Desember pekan lalu, BRI sudah berhasil melahirkan banyak BRILianpreneur di seluruh pelosok Indonesia. Tak cuma di tingkat nasional, upaya BRI untuk mendukung sektor UMKM juga terlihat dengan membawa produk-produk mereka ke berbagai festival ekonomi dan budaya luar negeri.
Semakin memperkuat posisinya sebagai BRIPahlawanFinansial, berbagai program pemberdayaan dan pendampingan ini bertujuan agar pelaku UMKM semakin naik kelas. Salah satu yang menarik adalah program 'sekolah ekspor' dari BRI yang bertujuan agar produk UMKM mampu menembus pasar internasional. Berawal dari Go Modern lewat perbaikan kualitas produk, hingga akhirnya Go Digital dan melaju sampai Go Global.
"Kalau ada acara adat seperti upacara Reba, di Bena ini pasti ramai. Banyak turis luar negeri datang ke kampung kita. Belanja banyak kain mereka. Ada yang pernah cerita ke mama kalau tahu kain tenun Bena lewat Facebook. Mama mau belajar Facebook, biar bisa pamer nggak cuma pakai QRIS," tawa Maria ketika kami hendak berpisah siang itu
Mungkin, aku akan datang lagi ke Bena. Semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, untuk terus mendengarkan cerita mereka soal perubahan yang sudah dialaminya. Kualihkan pandanganku menatap Inerie yang begitu gagah, Tuhan sepertinya sangat menyukai umat-Nya yang berani berubah untuk jadi lebih baik.